Mohon tunggu...
rangga kurnia
rangga kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi mahasiswa

hobi berolahraga dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Permainan Tradisional Congklak: Jejak sejarah dan Perkembangan di Era Modern

10 November 2023   19:00 Diperbarui: 10 November 2023   19:06 5468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah Congklak 

Congklak adalah sebuah permainan tradisional yang berasal dari Melayu. Congklak merupakan salah satu warisan budaya kuno. Congklak adalah budaya permainan tradisional dan telah dikenal dengan berbagai macam sebutan di seluruh Indonesia.  

Di beberapa tempat tetap menyebutnya dengan Congklak. Namun ada pula beberapa tempat yang menyebut dengan Congklak, seperti halnya di daerah Sumatera. 

Di Jawa Barat, Indonesia, congklak dikenal dengan nama "Dakon" atau "Dakonan." Permainan ini memiliki ciri khas dan aturan tertentu yang dapat sedikit berbeda dari versi yang dimainkan di daerah lain. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai congklak dari Jawa Barat:

  1. Nama Lokal:

    • Di Jawa Barat, permainan ini sering disebut sebagai "Dakon" atau "Dakonan." Nama ini mungkin bervariasi tergantung pada dialek lokal dan komunitas tertentu.
  2. Papan dan Biji:

    • Papan congklak di Jawa Barat umumnya terbuat dari kayu dengan lubang-lubang untuk menampung biji-biji. Papan tersebut dapat dihias dengan ukiran atau ornamen tradisional.
  3. Aturan Permainan:

    • Aturan permainan congklak di Jawa Barat mungkin memiliki variasi tertentu yang membedakannya dari versi lain. Biasanya, pemain akan berusaha mengambil dan memindahkan biji-biji dari lubang satu ke lubang lain dengan tujuan mengumpulkan biji sebanyak mungkin.

Untuk kawasan Sulawesi permainan ini lebih populer dengan Maggaleceng. Di dalam permainan congklak sendiri biasanya menggunakan sejenis cangkang kerang sebagai biji congklak , namun jika tidak ada kadang kita dapat menggunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan dan batu-batu kecil untuk dapat bermain congklak. 

Simbolisme dan Makna Budaya:

Permainan Congklak ini bukan sekadar hiburan,  setiap gerakan dan tata cara dalam permainanannya memiliki makna budaya dan simbolisme budaya tersendiri. Seperti permainan ini sangat membutuhkan keterampilan dan strategi. 

Dalam konteks budayanya yaitu dapat diartikan sebagai kemampuan masyarakat untuk merencanakan dan mengelola sumber daya mereka dengan bijak. Karena permainan ini sangat memerlukan sebuah strategi dan keterampilan untuk memenangkannya. 

Permainan Congklak di Era Modern

Permainan congklak di era modern, dengan berbagai adaptasi dan inovasi, tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional sambil merangkul perkembangan zaman. Ini memungkinkan permainan tersebut tetap relevan dan dinikmati oleh berbagai kalangan, dari generasi tua hingga generasi muda.Di era modern ini beberapa cara untuk bermain congklak hadir dengan versi modern seperti:

  • Platform Digital: Beberapa versi permainan congklak telah diadaptasi ke dalam bentuk permainan digital. Ada aplikasi dan game online yang memungkinkan pemain untuk menikmati congklak secara virtual, seringkali dengan fitur-fitur tambahan dan grafis yang menarik.

  • Kompetisi dan Turnamen Online: Dengan kemajuan teknologi, kompetisi congklak dapat diadakan secara online. Ini memungkinkan pemain dari berbagai lokasi untuk berpartisipasi dalam turnamen tanpa batasan geografis. Platform daring juga memungkinkan pemain untuk berinteraksi dan berkompetisi dengan pemain lain dari seluruh dunia.

  • Inovasi dalam Desain Papan dan Biji: Meskipun tetap mempertahankan esensi permainan, desain papan congklak dan biji-bijiannya telah mengalami inovasi. Beberapa desain modern dapat mencakup bahan-bahan ramah lingkungan, warna-warna menarik, dan fitur desain lainnya yang membuat permainan lebih menarik.

Pelestarian Permainan Congklak

Pemeliharaan budaya permainan tradisional congklak melibatkan sejumlah upaya untuk memastikan warisan budaya ini tetap hidup dan diapresiasi oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh pemeliharaan budaya permainan tradisional congklak:

  • Pelibatan Komunitas:

    • Mengadakan acara komunitas seperti turnamen congklak, festival permainan tradisional, atau lokakarya pemahaman dan pembuatan congklak.
    • Mendorong partisipasi dari berbagai kelompok usia untuk menjaga keberlanjutan permainan di antara generasi yang lebih muda.
  • Pendidikan Formal dan Informal:

    • Memasukkan pembelajaran tentang permainan congklak ke dalam kurikulum sekolah atau kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi siswa terhadap warisan budaya mereka.
    • Menyelenggarakan sesi edukasi informal di perpustakaan, museum, atau pusat budaya untuk membagikan informasi tentang sejarah, makna, dan nilai-nilai yang terkandung dalam congklak.
  • Inisiatif Museum dan Pameran:
    • Mendukung pembuatan pameran atau ruang di museum yang menampilkan permainan tradisional, termasuk congklak, untuk memberikan wawasan lebih dalam kepada pengunjung tentang sejarah dan nilai budaya.

Kesimpulan

Congkak bukan sekadar permainan, tetapi cermin dari perjalanan panjang dan kaya akan sejarah dan budaya. Dari tradisi hingga hiburan, Congkak terus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, mengajarkan kita tentang kebijaksanaan, strategi, dan keindahan warisan budaya yang harus dijaga dengan cermat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun