Dengan contoh yang buruk di rumah, anak kemudian masuk ke dunia pendidikan dengan dasar yang sudah tidak optimal. Guru, yang juga hanya manusia, harus menangani banyak sekali anak dalam satu kelas, sehingga tidak dapat berfokus membantu tumbuh kembang setiap anak. Di sekolah pula, anak mendapatkan beban untuk mengerti berbagai mata pelajaran, dan juga masih harus mengerjakan berbagai jenis tugas.
Lingkungan masyarakat juga tidak banyak memberi dampak positif apabila campur tangan orang tua sangat minim. Anak memang dapat bermain dengan teman sebayanya, mencoba menjadi dirinya sendiri, namun apabila orang tua tidak ikut membantu anak untuk menyaring pengaruh baik atau buruk dari masyarakat, anak yang masih dalam masa pertumbuhan akan dapat menyerap berbagai pengaruh, yang buruk sekalipun.
Siapa yang hendaknya disalahkan dalam situasi ini ? Tentu saja tidak ada. Tidak ada dari 3 lingkungan utama anak tersebut yang lebih bersalah daripada yang lainnya. Namun, semuanya harus berubah dan berbenah. Apabila sekolah dan guru sudah mengajar anak dengan baik, hendaknya juga diseimbangkan dengan pendidikan yang baik di rumah dan masyarakat yang mendukung.
Singkat kata, mari lebih memberikan perhatian mengenai pendidikan anak usia dini. Mencetak generasi penerus bangsa jangan hanya yang pintar secara akademis, namun juga memiliki perilaku dan tabiat yang baik, yang dapat diajarkan dan dipelajari anak di rumah serta lingkungan sekitarnya.