Jakarta, 10 Desember 2023Â
Rangga Ntara Fitrahan | ranggafitrahanofficial@gmail.com
Kemajuan teknologi membawa perubahan besar dalam cara kita berinteraksi, belajar, dan bekerja. Salah satu inovasi teknologi tersebut adalah kemunculan ChatGPT sebagai bentuk kemajuan Artificial Intelligence (AI), sebuah sistem kecerdasan buatan yang memungkinkan interaksi manusia dengan mesin menggunakan bahasa alami. Meskipun memberikan banyak manfaat, kemajuan ini juga menimbulkan pertanyaan kritis terkait implikasi pada kepribadian dan disiplin penggunanya.
GPT (Generative Pre-trained Transformer) adalah model bahasa yang dikembangkan oleh OpenAI. GPT menggunakan teknologi machine learning yang disebut transformer untuk memahami dan menghasilkan teks. GPT dilatih dengan menggunakan jumlah besar data teks dari berbagai sumber di internet. Tentang profil dan progresnya, GPT-3 adalah salah satu model yang paling canggih pada saat pemotongan pengetahuan saya pada Januari 2022. Ini memiliki 175 miliar parameter, yang membuatnya sangat besar dan canggih dalam menangani berbagai jenis tugas bahasa, seperti menerjemahkan, menjawab pertanyaan, menulis teks kreatif, dan banyak lagi. Chat GPT merupakan bentuk kemajuan teknologi AI di bidang IT.Â
ChatGPT ini merupakan bentuk terobosan baru dalam kemajuan dunia terkhusus teknologi dan kaitannya dengan bahasa. Tools ini merupakan pembantu kita dalam menuntaskan segala tugas dunia kita seperti menjawab pertanyaan, membuat algoritma, menemukan/mencari sesuatu, hingga mendeteksi kemungkinan yang belum terjadi. Chat GPT merupakan tools media online untuk membantu setiap orang melalui penyelesaian pekerjaan. Â Tools ini rilis perdana pada 30 November 2022 dan mulai stabil 24 Mei 2023. ChatGPT merupakan pengembangan dari OpenAI, melalui platform komputasi awan menghasilkan teks berintelegensi tinggi. Hanya dengan klik dan ketik bar menu search maka akan menampilkan jawaban atas segala informasi yang kalian inginkan. Dengan kata lain, ChatGPT menjadi perwakilan dari evolusi teknologi dalam membawa efisiensi komunikasi. Namun, dalam kecanggihan ini, ada risiko bahwa penggunaannya yang berlebihan dapat berdampak pada kepribadian individu.
KEPRIBADIAN dan DISIPLINITAS yang baik dan maksimal dalam lingkup kerja, merupakan etos kerja yang diharapkan para bos kelas kakap kepada pegawai kesayangannya. Segala bentuk etos kerja baik dari karyawan, pasti memberi impact juga terhadap penilaian kinerja etos para pekerja, terlebih terkait orisinalitas karya. Sehingga, menambah daya tarik serta membentuk ciri khas gaya penulisan pribadi yang identik di mata para bos.Â
Salah satu implikasi utama adalah perubahan dalam cara kita berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Penggunaan ChatGPT secara terus-menerus bisa mengurangi keterampilan komunikasi interpersonal, mengurangi kreativitas dalam menyampaikan ide, dan menurunkan rasa percaya diri dalam berbicara langsung dengan orang lain. Selain itu, terlalu bergantung pada teknologi semacam ini juga bisa mengganggu disiplin. Pengguna cenderung mengandalkan ChatGPT untuk menyelesaikan tugas-tugasnya tanpa melatih keterampilan pemecahan masalah atau penalaran sendiri. Ini dapat mengurangi kemampuan individu dalam menyelesaikan permasalahan dengan cara yang kritis dan mandiri.
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri dampak-dampak yang mungkin terjadi akibat penggunaan ChatGPT secara luas. Dari sini, kita dapat memahami bahwa meskipun teknologi membawa banyak keuntungan, kesadaran akan implikasi terhadap kepribadian dan disiplin pengguna menjadi penting untuk memastikan bahwa kecanggihan teknologi ini digunakan secara bijaksana dan tidak mengurangi aspek penting dari kemanusiaan kita.
Kemunculan ChatGPT sebagai perwakilan teknologi kecerdasan buatan telah memberikan revolusi dalam cara kita berinteraksi dengan mesin, serta memberi dampak positif pada efisiensi kerja. Namun, di balik kenyamanan dan kehandalan dalam memberikan informasi atau menjawab pertanyaan, terdapat pergeseran signifikan dalam kepribadian dan disiplin pengguna teknologi ini.
Dampak pada Kepribadian. Penggunaan ChatGPT secara berlebihan telah menimbulkan transformasi dalam pola komunikasi dan interaksi sosial. Kepraktisan dalam mendapatkan jawaban cepat dapat mengurangi keterampilan komunikasi interpersonal yang melibatkan ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan intonasi suara. Ini dapat mengurangi kemampuan individu untuk membaca dan merespons emosi orang lain secara langsung, memengaruhi kemampuan dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
Selain itu, ketergantungan yang terlalu besar pada ChatGPT juga berpotensi mengurangi kreativitas dalam berkomunikasi. Pengguna cenderung mengandalkan pola percakapan yang sudah tersedia, mengurangi eksplorasi cara baru untuk menyampaikan ide atau pendapat. Ini membatasi ruang untuk pengembangan kreativitas dan inovasi dalam bentuk komunikasi. Sedangkan, di era saat ini kreativitas dan inovatif sangat diperlukan, sebagai contoh dunia periklanan, seorang ahli bahasa mesti menguasai ilmu bahasa persuasif agar menggaet banyak orang tertarik pada produk.Â
Dampak pada disiplin pengguna. Kemudahan dalam mengakses informasi atau bantuan dari ChatGPT juga dapat mengurangi disiplin pengguna dalam memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas-tugasnya. Terlalu sering mengandalkan sistem ini untuk menjawab pertanyaan atau memberikan solusi dapat menghambat pengembangan keterampilan penalaran mandiri. Penalaran mandiri seseorang ketika dihadapkan pada teks sangat penting dan krusial, terlebih menyangkut kelogisan suatu kalimat. Pengguna cenderung kehilangan kemampuan untuk memecahkan masalah dengan cara yang kritis dan inovatif, karena telah terbiasa dengan solusi instan yang diberikan oleh teknologi.
Selain itu, penggunaan yang berlebihan juga dapat menghasilkan ketergantungan yang menghambat upaya untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Dalam hal belajar misalnya, ketika ChatGPT menjadi sumber utama informasi, individu mungkin kehilangan kebiasaan untuk menggali informasi secara lebih luas dan mendalam dari berbagai sumber lainnya, contohnya dalam menggali istilah teknis dalam konteks pembahasan tertentu. Mereka akan kehilangan informasi mengenai pemaknaan suatu diksi atau kemungkinan lainnya adalah mengabaikan istilah yang tidak dimengerti dan dapat mengakibatkan kefatalan atas pengertian suatu kalimat, dengan kata lain kalimat menjadi ambigu.Â
Kemajuan teknologi seperti ChatGPT membawa manfaat besar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kesadaran akan dampaknya terhadap kepribadian dan disiplin pengguna menjadi krusial. Penting untuk mengembangkan keseimbangan yang tepat antara ketergantungan pada teknologi dan kemampuan individu dalam berkomunikasi, memecahkan masalah, serta mengembangkan disiplin diri. Dengan pemahaman ini, kita dapat mengoptimalkan manfaat teknologi tanpa mengorbankan aspek penting dari kemanusiaan kita. Dibalik kenyamanan atas inovasi ini, hal ini juga dapat menjadi boomerang untuk kehancuran kita sendiri yakni kehilangan identitas khas dan intelektual dalam penulisan bahasa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H