Mohon tunggu...
Rangga Aditia Suminda
Rangga Aditia Suminda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University Prodi Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya Angkatan ke-58

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Pembelajaran Daring dan Luring di Masa Pandemi Covid-19

12 Juli 2021   11:02 Diperbarui: 12 Juli 2021   11:18 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Rangga Aditia Suminda

Sekolah Vokasi IPB University

Email: ranggaditia081023@gmail.com

Indonesia saat ini masih dilanda pandemi covid-19. Hampir semua wilayah terkena dampak dari pandemi ini. Oleh karena itu di masa pandemi covid-19 sekarang, pemerintah bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) mengeluarkan peraturan tentang pembelajran secara daring/online. Hal ini merupakan salah satu cara memutus rantai penularan covid-19. Tapi terdapat juga beberapa sekolah/layanan pendidikan yang masih menerapkan pembelajaran secara luring/offline. Akan tetapi pembelajaran luring maupun daring tentunya memiliki dampak yang berbeda-beda. Apa saja? Mari kita lihat bersama sama.

Pembelajaran Daring

Belajar secara daring atau virtual menjadi opsi yang harus dilakukan. Berdasarkan KBBI, daring adalah dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Pelaksanaan pembelajaran daring adalah salah satu pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi sekarang. Pembelajaran daring dapat dilaksanakan menggunakan media internet. Misalnya aplikasi Zoom, Whatsapp, Gmeet, dan lain-lain. Di tengah pandemi ini menggunakan pembelajaran daring memberikan dampak positif dan negatif bagi guru, orang tua, dan kita yang menjalankannya. Dampak positif dari pembelajaran daring diantaranya:

1. Pelaksanaan pembelajaran lebih fleksibel, dapat melakukan pembelajaran sambil melakukan kegiatan yang lain

2. Banyak waktu bersama keluarga

3. Guru/dosen & murid menjadi melek teknologi

4. Berkurangnya beban mengajar bagi guru/dosen

5. Waktu belajar lebih singkat

6. Mencegah penularan virus sebab kita tidak melakukan tatap muka

7. Materi dapat diakses oleh murid kapan pun & di mana pun, dengan daring murid dapat membuka materi & mempelajarinya dengan mudah

Selain dampak positif, ada juga dampak negatif dari pembelajaran daring di masa pandemi yaitu:

1. Tidak meratanya akses internet, membuat pelajar yang ada di pelosok susah menerima materi

2. Kegiatan belajar mengajar kurang efektif, apalagi pembelajaran yang mengandalkan praktik

3. Menurunnya kesehatan mata karena terlalu lama ada di depan komputer ataupun HP

4. Tugas yang menumpuk

5. Banyaknya orang yang melakukan penyalahgunaan pembelajaran daring yang merugikan pembelajar itu sendiri

6. Kurangnya interaksi sosial antar teman ataupun guru/dosen

 

Pembelajaran Luring

Menurut kalian apa sih luring itu? Kalau menurut KBBI luring adalah luar jaringan/terputus dari jejaring komputer. Jadi pembelajaran luring yaitu pembelajaran secara langsung atau tatap muka. Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Sekolah-sekolah yang berada di wilayah zona kuning & hijau, sudah boleh melaksanakan pembelajaran secara luring. 

Akan tetapi tetap mematuhi prokes (protokol kesehatan) seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, & membawa hand sanitizer. Kegiatan tatap muka atau offline nantinya dilakukan secara terbatas dengan hanya 50% dari jumlah siswa di kelas. Tetapi apabila akan diadakannya sekolah offline orang tua harus memberi izin terlebih dahulu. Adapun dampak positif & negatif dari pembelajaran secara offline di masa pandemi. Dampak secara positif diantaranya:

1. Lebih memahami materi yang disampaikan oleh pengajar

2. Bisa berinteraksi secara langsung dengan teman ataupun dosen

3. Tidak menimbukan kesalahpahaman dalam belajar, karena bisa bertanya secara langsung

4. Apabila ada praktik bisa terjun langsung kelapangan

Selain dampak positif, salah satu dampak negatif yang utama dari pembelajaran luring di masa pandemi yaitu dikhawatirkan terjadinya penularan covid-19 di antara pelajar & pengajar. Di masa pandemi seperti sekarang pemerintah sangat-sangat mewajibkan agar sekolah ataupun perkuliahan melakukan pembelajaran secara daring saja. Tapi ada juga sekolah yang melakukan tatap muka. Yaitu sekolah-sekolah yang ada di pelosok, yang belum terjamah oleh covid-19. Meski ada beberapa layanan pendidikan yang buka. Menteri kita tetap menghimbau agar memberhentikan sementara jika ada yang terkena covid-19.

Kesimpulannya, sekolah secara daring sampai sekarang menjadi opsi yang wajib dilakukan sampai menurunnya tingkat penyebaran corona di Indonesia. Jangan lupa patuhi protokol kesehatan yang ada agar sekolah ataupun perkuliahan diadakan secara offline lagi. Gimana menurut pendapat kalian? Mending sekolah online apa offline nih? Jangan lupa pakai masker, jaga jarak, & rajin mencuci tangan ya!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun