[caption id="attachment_324662" align="aligncenter" width="300" caption="Civitas BABUJU Tanggap Tragedi Kemanusiaan "][/caption]
‘BAITULMAL BABUJU’ Tidak Sekedar Dukungan Tetapi Butuh Kebersamaan
Menyimak beberapa status dan Inbox rekan-rekan Facebook yang mendorong dan memberi usulan kepada Komunitas BABUJU untuk membentuk semacam badan atau Tim kerja khusus yang mengurus terkait Sumber Dana dan Penyaluran dana untuk Warga Dana Mbojo (Bima-NTB; red) yang memang membutuhkan Bantuan untuk pengobatan kesehatan yang belum ter-cover dalam BPJS, maupun masyarakat Miskin yang sangat membutuhkan uluran tangan para Dermawan. Secara pribadi saya pun tergerak untuk berpikir lebih jauh dan secara Konstitusional, dalam Misi Komunitas sangat memungkinkan untuk hal itu.
Namun, secara konseptual hal ini butuh kesepakatan bersama, terkhusus para Dermawan dan Donatur. Disamping kesepakatan tersebut tentu butuh Komitment untuk menyisihkan sebagian kecil dari Rejeki yang kita dapat dalam setiap bulannya untuk disisihkan dalam ‘Baitulmal Babuju’ ini. Tentu bagi BABUJU, bukanlah hal yang mudah meski sudah sangat siap, sebab ini menyangkut Kepercayaan dan Amanah. Sehingga Civitas BABUJU juga butuh penguatan Kapasitas.
Dalam catatan ini, sesungguhnya Komunitas BABUJU siap mengemban amanah ini, meski didasari melalui ‘Dompet Amal’, namun sifatnya Kondisional dan Momentum. Artinya hanya diberlakukan bila menemukan orang yang sangat membutuhkan bantuan dengan criteria tertentu, misalnya, Sakit yang tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah dan sudah mulai parah, kondisi keluarganya sangat tidak mampu, sudah pernah diupayakan untuk melakukan tindakan medis tetapi karena ekonomi tidak memungkinkan harus dibawa pulang. Disamping itu ada factor-faktor tertentu yang menjadi penilaian BABUJU untuk segera dibantu. Setidaknya sejak Komunitas BABUJU terbentuk, ada banyak orang yang memang sangat membutuhkan bantuan dan sudah dibantu menggunakan ‘Dompet Peduli’ BABUJU serta melalui penggalangan dana lainnya.
Meski sebenarnya ada beberapa hal yang menjadi petimbangan Komunitas BABUJU terkait hal ini, antara lain, ‘BaitulMal’ harus di-Badan Hukum-kan dalam bentuk Yayasan, sehingga harus berdiri sendiri diluar komunitas, disamping itu, karena ini berkerja mengurus Uang (sumber maupun penyaluran), tentu butuh profesionalitas dan ketelatenan tinggi dalam pertanggungjawabannya sehingga dibutuhkan orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah Konsisten kita semua untuk turut aktif dengan donasi tiap bulan (misalkan), meski tidak banyak namun berkelanjutan dan terakumulasi dari banyak pihak.
Hal-hal yang krusial dalam membangun dan mendirikan ‘Baitulmal’ adalah Aturan yang ada, sebagai Ormas (Organisasi Masyarakat) membutuhkan Ijin yang secara hirarki dari Kesbanglinmas, Bazda, Pemkab/Pemkot, Pemprov, Depdagri, Depkes, dan lainnya, disamping itu juga butuh jaminan tertentu dengan syarat kepengurusan dan pajak-pajak tertentu. Sesuai dengan aturan Lembaga amal yang dikriteriakan oleh Negara melalui aturan-aturan yang ada.
Tetapi, Komunitas BABUJU tidak berkecil hati dengan itu, melalui jejaring social yang ada dan perluasan penyebaran Informasi yang dilakukan serta kepercayaan dari banyak pihak yang sudah terbangun. Insyaallah, gerakan social dan gerakan Moral yang dilakukan sangat direspon oleh seluruh kalangan. Meskipun Pro Kontra tidak bisa dinafikan.
Intinya bagi Kami di Komunitas BABUJU, bahwa segala sesuatu yang tersampaikan ini tidak hanya sekedar suara dukungan atau motivasi ‘tanpa arah’, bukan hanya sekedar dorongan semu dari jauh dan jempolan ‘Like’ di lembaran-lembaran kisah pada dinding Facebook, tetapi lebih dari itu. Kita butuh BERSAMA untuk bisa melangkah BERSAMA dalam setiap urusan BERSAMA guna melahirkan KEBERSAMAAN dalam banyak hal. Sehingga Filofis ‘Cua Kaco’i Angi’ (Saling Menghargai dan Menghormati; red) dalam Falsafah Hidup ‘Rahmat wati mai na ta haju ro wadu, pala na mai ta iwa ro weki” (Rahmat tidak datang melalui pohon dan batu tetapi hadir melalui sobat dan kaum kerabat; red) menjadi nyata adanya, dari pada sekedar ‘Cou Nahu, Cou Nggomi’ (Siapa saya siapa kamu; red)….
Akhir dari coretan ini, saya hanya sekedar sharing dari Jejaring Sosial ini, mungkin kasar tetapi didalamnya saya melihat ketegasan bahwa “Salence Wati Wara Ma Lampa Ndai na” lalu saya kaitkan dengan salah satu ayat dalam Surat Al Imran: 185, bahwa “Segala yang bernyawa pasti akan mendapati kematian”. Segalanya kembali pada diri untuk disadari dan dipahami secara hakiki. Wallahualam
KEGIATAN PEDULI KEMANUSIAAN YANG DILAKUKAN OLEH KOMUNITAS BABUJU 4 TAHUN TERAKHIR DI BIMA - NTB
[caption id="attachment_324664" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO 1"]
[caption id="attachment_324665" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO 2"]
[caption id="attachment_324666" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO 3"]
[caption id="attachment_324667" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO 4"]
[caption id="attachment_324668" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO 5"]
[caption id="attachment_324669" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO 6"]
[caption id="attachment_324670" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO 7"]
[caption id="attachment_324671" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO 8"]
[caption id="attachment_324674" align="aligncenter" width="300" caption="FOTO 9"]
KETERANGAN FOTO:
FOTO 1: Kamaruddin (9thn) Alias Risky, Asal Kendo - Kota Bima, Korban yang dipatok ular tanpa perawatan medis yang memadai dan dilakukan pengobatan tradisional sealakadarnya, sehingga mengalami infeksi yg mengakibatkan tangan kanannya bernanah dan hancur. Melihat Kondisi kehidupan keluarga yang sangat miskin, Komunitas BABUJU tergerak untuk membantu menggalang dana dan berkoordinasi dengan Pihak Dinkes Kota Bima. Banyak warga yang tergerak dengan melakukan upaya yang sama agar Risky mendapatkan tindakan Medis segera. GABIM Korea Selatan bergerak cepat membantu Risky. Kini Risky tengah mendapatkan perawatan dan penanganan medis dari RS Sanglah Bali melalui Dinkes Kota Bima dalam program JPBS dan Bantuan dari para Donatur melalui Dompet peduli Komunitas BABUJU. Risky menjadi pusat perhatian banyak pihak saat ini. dan masih sangat membutuhkan dukungan materil karena harus menginap di Bali selama 3 minggu untuk proses penggemukan agar bisa dilakukan transpalasi atau pencakokan daging ke tangannya.
FOTO 2: Muhammad Fahrulah Imanullah (6 thn) Warga Sangiang Wera Kab Bima, menderita semacam Higroma Colli, Bapaknya hanyalah Nelayan biasa sdgkan Ibunya adalah URT biasa. Sempat dirujuk ke RSUD Bima namun tidak membuahkan hasil. Dibawa pulang kembali ke rumah akibat biaya yang tidak ada. Dan kini terbiarkan seperti ini, entah hingga Kapan. Komunitas BABUJU sedang berupaya melakukan berbagai hal untuk membantu, setidaknya Fahru mendapatkan perawatan dan tindakan medis. Namun kembali lagi pada ketergugahan hati para Dermawan dan Donatur untuk bisa meringankan beban bocah ini. Hingga saat ini Fahru hanya bisa menahan perih nya lidah dan apabila ingin makan atau minum, harus dengan hati-hati memasukannya melalui celah samping lidah tanpa menyentuh lidah maupun luka lidah yang berada didepan.
FOTO 3: Hasan atau biasa disapa Ama Heso, hidup sebatang kara pada gubuk berdinding terpal. Tinggal di kec Langgudu Kab Bima, mengalami Tumor Mata sejak 14 tahun yang lalu, hingga mata kirinya keluar dan jatuh terlepas. Ama Heso sempat dibujuk oleh berbagai pihak untuk dilakukan Operasi dan dirawat secara medis di RSUD Bima maupun di PKM Langgudu. Namun, ia ingin menghabiskan masa tuanya dengan penyakit yang dideritanya digubuk reoknya saja. Disamping itu karena seumur hidupnya Lelaki tua ini tidak menikah dan hidup sendiri. Keluarganya menjauhi, menahan pedih seorang diri. Komunitas BABUJU melakukan upaya menggalang dana guna mengurangi beban hidupnya, demikian juga diikuti oleh beberapa element masyarakat lainnya. FOKKA jakarta juga turut peduli dgn menyerahkan bantuan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pangannya. Dan kini Ama Heso menggantungkan hiudpnya dari pemberian para tetangganya maupun belas kasih orang lain. Ama Heso butuh uluran tangan banyak pihak untuk mengisi masa tuanya.
FOTO 4: Masih ingat dengan (Almarhumah) Mursinah Asal Parado Kab Bima yang mengidap penyakit Infeksi nifas/rahim selama 2 tahun shingga terjadi penumpukan cairan dalam perut. BABUJU, CMJ, FOKKA, GABIM Korea dan berbagai element masyarakat maupun Mahasiswa di Bima maupun masyarakat Bima di Luar Negeri, melakukan 'Gerakan Peduli Mursinah'. Pemerintah pun 'tertampar' karena kasus ini, lalu dirujuk ke RSUD Bima dan dirujuk ke RSUP Mataram. 4 minggu berada di RSUP Mataram, Operasi penyedotan Cairanpun dilakukan dan berhasil mengeluarkan 7 kg cairan yg tertumpuk. Namun, 9 hari setelah operasi, Mursinah akhirnya meninggal karena peradangan paru-paru akibat terlalu lama cairan berada dalam perut dan lamanya dibiarkan tanpa penanganan medis
FOTO 5: (Almr) Iliansyah (6), penderita Tumor mata, asal Langgudu Kab Bima, tinggal di Kel Tanjung - Kota Bima. Tumor Matanya cukup parah dan lebih dari 2 tahun hanya berbaring. Orang tuanya hanyalah buruh pasar raya Bima. BABUJU melakukan upaya cepat dengan berkoordinasi dengan berbagai Pihak, dan melakukan penggalangan Dana diperempatan Paruga Parenta Kota Bima selama 3 hari. Bersama FOKKA Jakarta melakukan penggalangan dana darurat via Jejaring sosial FB utk bisa segera dilakukan rujukan. Akhirnya dibawa ke RS Sanglah Bali atas desakan Wakil Walikota Bima. Namun setelah 21 hari dirawat di RS Sanglah, nyawanya tidak dapat tertolong akibat menurunya imun dalam tubuh dan karena faktor keterlambatan dalam penanganan medis.
FOTO 6: Bocah Pengidap Hydrosephalus asal Wawo Maria kab Bima, Komunitas BABUJU melakukan upaya koordinasi dengan berbagai pihak untuk membantu meringankan beban bocah yang berumur 2 tahun ini. Namun, apa dikata, Akhirnya Bocah ini meninggal dunia pada saat Komunitas sedang Berusaha menfasilitasi penangan medis. Dinkes Kab Bima telat melakukan upaya pencegahan.
FOTO 7: Ramlah Syahbudin (38thn), Warga Lanci - Kab Dompu-NTB, yang menderita peradangan dan luka nanah pada leher, dijauhi oleh orang banyak. Komunitas BABUJU bergerak cepat melakukan penggalangan dana melalui berbagai Donatur dan para Dermawan yang terketuk hatinya. Ramlah adalah salah satu warga Transmigrasi di Lanci yg hidup dengan ekonomi sangat terbatas. Bersama FOKKA jakarta akhirnya Ramlah di rujuk di RSUD Dompu dan mendapatkan perawatan yang memadai dari upaya komunikasi bersama Pemerintah Kab Dompu dan akhirnya sembuh dan kini bisa menjalani kehidupannya dengan Normal
FOTO 8: Aryanto (22thn) warga Desa Sarita Kec Soromandi Kab Bima, mengalami 'TBC Tulang' dan berbaring lemah selama hampir 2 tahun. Tindakan medis hnya dilakukan hingga PKM Soromandi saja karena beban ekonomi yg mendera keluarganya. Yang dilakukan hanyalah pengobatan tradisional. BABUJU melakukan penggalangan Dana dan Komunikasi melalui Dinkes Kab Bima. Akhirnya mendapatkan penanganan Medis secara Gratis melalui PKM Sanggar (Asalnya), dan sehat walafiat hingga kini. FOKKA Jakarta pun turut membantu meringankan penderitaan yang ada.
FOTO 9: 3 orang adik kakak di Desa Sarita Kec Soromandi Kab Bima, bersama FOKKA dan Donasi para Dermawan, membantu meringankan Beban 3 bersaudara ini yang mengalami Lumpuh Layu sejak kecil, yang terkakak berumur 19 thn dan terkecil 7 tahun. Melalui DOMPET PEDULI, BABUJU meringankan beban yang diderita melalui bantuan sembako dan sekedar uang saku dan melakukan komunikasi dengan Pihak DINSOS Kab Bima untuk mendapatkan Biaya Negara seumur Hidup dan akhirnya terkabulkan, melalui Dinsos Kab Bima, yang terkakak mendapatkan biaya hidup sebesar Rp 350rb per bulan selama seumur hidup sedangkan yang kedua dan ketiganya masih dalam proses pengajuan. FOKKA Jakarta juga membantu Kursi Roda yang digunakan secara bergantian.
MEREKA DIATAS ADALAH SEBAGIAN DARI 37 KASUS TRAGEDI KEMANUSIAAN YANG DITANGANI OLEH KOMUNITAS BABUJU SEJAK TAHUN 2009 - 2013. 2 KASUS (FOTO 1 & 2) SEDANG DALAM PROSES PENANGANAN. DAN MASIH ADA 'BIDIK KEMANUSIAAN' YANG SEDANG KAMI UPAYAKAN DARI BERBAGAI PIHAK, TERMASUK DARI PEMERINTAH. NAMUN LAGI-LAGI BIROKRATIS ADMNISTRATIF LAH YANG MENGHAMBAT KERJA KEMANUSIAAN DIDAERAH.
BILA ADA PEMBACA YANG BUDIMAN TERKETUK UNTUK MEMBANTU MERINGANKAN BEBAN MEREKA YANG SANGAT MEMBUTUHAN ULURAN TANGAN KITA SEMUA, BISA MELALUI EMAIL (ranggababuju@gmail.com) atau CONTAK PERSON (087866893435). "BUKANKAH DENGAN ADANYA TRAGEDI-TRAGEDI KEMANUSIAAN SEPERTI INI, SESUNGGUHNYA TUHAN TENGAH MENUNJUKAN LADANG AMAL UNTUK KITA YANG SEHAT DENGAN REJEKI YANG BERLIMPAH...??"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H