Sejak berdiri dan melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), baru tahun lalu MIS Darul Ulum mendapatkan bantuan dana BOS, itupun tidak seberapa. Hanya cukup untuk membayar pembuatan seragam sekolah bagi siswa dan untuk upah pengajar selama beberapa bulan saja. Alan menggratiskan biaya pendidikan dan seragam sekolah agar para orang tua yang memiliki anak umur SD di dusun Tololai mau menyekolahkan anaknya. Sebab, tabiat masyarakat Tololai dan sebagian besar masyarakat pesisir di Negeri ini, lebih mendorong anak-anaknya untuk membantu pekerjaan orang tua di laut sebagai nelayan daripada membuang-buang uang untuk sekolah. Namun seiring waktu berlalu dan usaha keras Alan untuk meyakinkan para orang tua, membuahkan hasil. Hampir semua anak-anak seumuran SD di Tololai bersekolah. Baik di SDN Tololai maupun di MIS Darul Ulum.
Selain kekurangan ruang belajar, MIN Darul Ulum juga belum memiliki Perpusatakaan maupun alat peraga. Demikian juga ruang guru dan Toilet sekolah. Sudah beberapa kali diusulkan oleh pengajar ke Dikpora Kab Bima maupun Depag kab Bima. Namun belum ada realisasi apa-apa. Menurut Alan, MIS yang ia bangun pernah mendapat bantuan dari Dinsos Kab Bima, itupun hanya cukup untuk membeli bangku, meja belajar dan papan pengajaran. Sebelumnya, bangku dan meja belajar yang dimiliki adalah yang dibuat seala kadarnya oleh Alan dan dibantu oleh beberapa wali murid dan guru pengajar pada awal 2010 yang lalu.
Hingga saat ini belum ada bantuan apapun dari pemerintah daerah maupun Departemen Agama untuk MIS Darul Ulum yang masih berdinding bedek dan beratap seng ini. Bagi guru pengajar, KBM tetap berjalan seperti biasa meski masih banyak kekurangan disana sininya. Demikian pula 68 Siswa yang belajar di MIS Darul Ulum ini, tetap semangat untuk tetap bersekolah meski tidak senyaman di SDN yang berada diujung utara dusun itu.
Soekarno pernah mengatakan “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. Itulah yang menjadi ‘pegangan’ dan penyemangat bagi Alan dan para guru Pengajar di MIS Darul Ulum tersebut dalam mencerdaskan generasi masa depan Dusun Tololai Desa Mawu, hingga saat ini.
BAGI PEMBACA TULISAN INI YANG PUNYA JARINGAN KEMITRAAN ATAU HUBUNGAN KE DEPARTEMEN AGAMA RI ATAU DIKPORA PROPINSI NTB, SEKIRANYA DAPAT DIBANTU UNTUK DIKOMUNIKASIKAN, BAHWA DI BAGIAN UTARA BIMA ADA SEKOLAH MADRASAH YANG DIDIRIKAN OLEH SEORANG SUPIR, MENERAPKAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN UPAH PENGAJAR SEADANYA, SEDANG BUTUH PERHATIAN PEMERINTAH. BILA PEMERINTAH BELUM MAMPU MEMBANTU MENFASILITASI RUANGAN YANG LEBIH NYAMAN, CUKUP BANTU SAJA UNTUK PENGADAAN BUKU PUSTAKA SEKOLAH DAN ALAT PERAGA AGAR CITA-CITA DALAM MENCERDASKAN KEHIDUPAN ANAK BANGSA DAPAT TERLAKSANA MERATA DISELURUH WILAYAH, MESKI DENGAN SEGALA KETERBATASAN YANG DIMILIKI. TERIMA KASIH.
--------------------------
Dalam keteduhan Pantai Tololai, 12 Mei 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H