Dalam Tulisan Pratomo (2006), tentang Klasifikasi Gunung Api Aktif Indonesia, Studi Kasus dari Beberapa Letusan Gunung Api dalam Sejarah menyatakan bahwa Di daratan Amerika Serikat, kelaparan besar membuat sebuah wilayah seperti Vermont saja kehilangan antara 10.000 hingga 15.000 jiwa penduduknya hanya di tahun 1816. Belum wilayah dan kota yang lain. Di Eropa, kelaparan juga merebak dimana-mana dan menjadi bencana kelaparan terparah dalam abad ke-19. Kekurangan makanan dan memburuknya lingkungan membuat penyakit merajalela. Misalnya di Irlandia, dimana 1,5 juta orang disergap wabah tipus sepanjang tahun 1817 hingga 1819 dengan sekitar 100.000 jiwa diantaranya meregang nyawa. Wabah tipus juga berkecamuk hebat di Eropa bagian tenggara dan pesisir Laut Tengah bagian timur. Jumlah korban jiwa di kedua wilayah terakhir itu tak diketahui, namun diduga sebanding dengan Irlandia
MENJELANG DUA ABAD TAMBORA 2015
Gaung memperingati Dua Abad Letusan Tambora bak mencari jarum dalam tumpukan Jerami. Di Era Virtual ini, media sosial menguasai hampir sebagian besar pencarian informasi dan komunikasi dijaman komunikasi saat ini. Namun tidak satupun Website yang mensosialisasikan kegiatan yang ber-Event Internasional ini “Dua Abad Tambora Menyapa Dunia”. Padahal Pemerintah Propinsi NTB melalui Wakil Gubernur NTB, pada saat pembukaan Kegiatan Festival Kopi Tambora di Dompu beberapa waktu yang lalu (17/11), berambisi menarik Kunjungan Wisata pada April 2015 sebagai Puncak peringatan Dua Abad Tambora, sebanyak 2 Juta Pengunjung.
Hal ini tidak singkron dengan pengalokasikan Anggaran Pemerintah Kabupaten Bima sebagai Daerah yang berkepentingan atas Even Internasional ini. Bagaimana tidak APBD Kab Bima TA 2015 untuk kegiatan “Dua Abad Tambora” hanya 100 Juta rupiah. Demikian pula Pemkab Dompu yang sebagian besar wilayahnya masuk dalam target kunjungan ini, tidak lebih dari 500 juta rupiah. Alasannya klasik, karena adanya penyerapan anggaran ke Desa untuk kepentingan menyambut Alokasi Dana Desa dari pusat.
Sementara Pemerintah Propinsi NTB sendiri untuk kegiatan Memperingati Dua Abad Tambora hingga hari ini masuh misteri. Berapa sesungguhnya alokasi yang disiapkan untuk kegiatan yang akan berlangsung 4 bulan kedepan. Konon, Pemerintah pusat juga akan berkontribusi untuk kegiatan ini, namun nyatanya di Tambora sendiri, Gaungnya masih dipertanyakan. Hanya Aspal yang sudah di Hotmix yang Nampak serta beberapa jembatan yang baru saja diperbaiki, selebihnya tidak ada yang istimewa.
Belum terpikirkan oleh Pemerintah Daerah kita, item kegiatan apa yang akan disuguhkan pada acara puncak itu. Kadis Pariwisata Kab Bima, Drs Syafruddin, Masih blank dengan agenda ini. Kadis yang baru saja beberapa bulan menjabat ini, sebelumnya adalah Kepala Kesbanglinmas Pemkab Bima. yang tentunya sebagai masyarakat biasa yang ingin even ini berjalan dengan baik dan diceritakan turun temurun suksesnya, merasa sanksi dengan segala kesiapan yang ada.
Betapa Dahsyatnya Letusan Tambora, menewaskan Jutaan Orang diseluruh Dunia, Meninggalkan Trauma secara turun temurun kepada Jutaan orang lainnya. Dikisahkan dalam berbagai catatan dramatis di berbagai Negara dan dibicarakan hampir seantero Dunia. NAMUN hanya diniatkan untuk diperingati dengan Seremonial sealakadarnya….!!!! (Bersambung)
==========
Kota Bima, Pulau Sumbawa, 5 Januari 2014
Dibawah Mendung Kelam, serasa 2 abad silam saat Tambora meletus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H