Terlebih lagi jika ternyata video tersebut sangat bermanfaat dan terbukti dapat membantu mengatasi gangguan kesehatan tersebut. Begitu juga masalah-masalah kehidupan sehari-hari yang lain. Maka, menjadi semakin kuat dugaan bahwa internet menjadi salah satu tersangka atas matinya kepakaran.
Elitisme di Ruang Pendidikan
Pandangan Tom Nichols di dalam bukunya memang terkesan sangat bernuansa elitisme. Kepakarann dan segala instrumen yang membentuknya (tingkat pendidikan, lingkungan sosial, dan habitus yang dimiliki) mengisyaratkan sebuah relasi sosial yang tidak seimbang, dalam hal ini dengan 'yang bukan pakar'.Â
Dalam hal hubungan Dosen-Mahasiswa, misalnya, Nichols menuntun pada sebuah hubungan yang terkesan superior-inferior. Nichols berpendapat: secanggih apa pun argumen dan pendapat mahasiswa, jika dibandingkan dengan pandangan dan argumen dosen, maka akan terlihat lemah.Â
Dosen, menurut Nichols, telah ditempa menjadi seorang pakar dalam hal tertentu melalui proses yang panjang dan terlegitimasi. Maka, pandangan dan argumen dosen sudah pasti lebih terlegitimasi paling dekat dengan kebenaran jika dibandingkan dengan milik mahasiswa.Â
Sekilas hal ini bertentangan dengan cara pandang Paulo Freire, penulis buku Pendidikan Kaum Tertindas. Freire justru berprinsip bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memposisikan pendidik dan peserta didik dalam posisi yang setara.Â
Bagi Freire, pendidik tidak selalu tahu, dan peserta didik tidak selalu dalam posisi tidak mengetahui apa-apa. Dalam skema pendidikan Freire, pendidik bisa belajar juga kepada peserta didik, dan juga sebaliknya.Â
Dalam tataran ini, maka terlihat jelas jika konsep pembelajaran yang dikukuhi Nichols merupakan sebuah elitisme yang memposisikan satu pihak lebih tinggi dari pihak yang lainnya.
Dalam bukunya pun Nichols lebih jauh berpendapat bahwa demokrasi memang memberikan ruang berpendapat dan berargumen yang sama kepada semua pihak, namun tetap saja pasti ada pendapat yang paling baik dan sahih dibanding, dan itu milik para pakar atau ahli.
Maka, saat ini fakta yang sudah benar-benar terjadi adalah lunturnya kredibilitas kepakaran, digerus kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pertanyaannya adalah: apakah kepakaran perlu diperjuangkan untuk kembali menduduki singgahsananya, atau biarkan saja mati perlahan digulung tuntutan zaman.
Referensi