Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gembala Hujan

9 Maret 2022   20:09 Diperbarui: 13 Maret 2022   23:14 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang sering membicarakan Ka Ji dari belakang tapi akan bersikap ramah ketika berpapasan. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Ka Ji memiliki Jin peliharaan, dan meskipun orang-orang merasa tidak nyaman berdekatan dengannya, mereka tetap mengandalkan Ka Ji menggembalakan hujan untuk keperluan mereka, dan Ka ji akan sukarela menerima upah dari mereka jika dirasa pantas.

Walau semua orang menjauhi Ka Ji nyatanya ada seorang pemuda yang kedapatan bercengkrama dengannya pada suatu siang di teras langgar. 

Memang Ka ji memiliki satu-satunya anak perempuan yang manis dan pemuda-pemuda disana diam-diam menaruh hati, tapi karena mereka takut kepada Ka Ji mereka urung mendekat, lain dengan pemuda yang kini ada di hadapan Ka Ji. 

Pemuda itu dengan sadar dan tanpa paksaan memohon kepada ka ji untuk diajari menjadi dukun penggembala hujan, walaupun ka ji tahu belaka niat pemuda itu sebenarnya hanya ingin melirik anak gadisnya. 

Biar begitu Ka Ji memuji nyali dari pemuda itu, pemuda itu juga cukup tampan walau dari matanya terlihat bahwa pemuda itu tidak begitu pintar, dan karena akan membicarakan sesuatu yang rahasia, maka ka ji mengajak pemuda itu untuk datang ke rumah dan bercerita lebih jauh mengenai Sarang Udan.

Sampai di rumah Ka ji mereka masuk ke sebuah ruangan yang agak gelap dan tertutup, ruangan itu terasa pengap dengan bau kemenyan bercampur tembakau yang masih mengudara seperti baru saja dibakar, namun demi cintanya pada anak gadis Ka ji, pemuda itu rela berada disana untuk menghisap bau kemenyan yang menyengat itu.

"Sebelum saya memberi tahu mengenai bagaimana caranya saya dapat memindahkan hujan, saya akan bercerita mengenai Demit, ya demit peliharaan saya." kata Ka Ji, memulai sambil mengamati apakah anak muda di hadapannya sedang ketakutan atau tidak. 

Setelah mengetahui pemuda itu tetap mantap mendengarkan walau sedikit tergetar takut, ka ji melanjutkan.

"Sebenarnya bukan saya yang mampu memindahkan awan, tapi demit. Demitri Khodcenkkoplaykh namanya, dia adalah bangsa jin yang berasal dari eropa utara, Jin bule. Jin bule lebih sakti daripada jin lokal maka dari itu saya tak tertandingi disini, sebab hanya saya yang punya jin bule. 

Ceritanya: dulu saat pecah perang uni soviet keluarga besar Khodcheckkoplaykh pindah ke mari naik pesawat dari moscow, lalu satu persatu keluarganya mati karena tidak dapat makanan semenjak negeri ini semakin susah, kemudian Demitri bertemu saya dan saya rawat sampai sekarang " Ka Ji menambahkan dengan sedikit kelakar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun