Ranting gemeretak
Angin meniup seperti entak
Angin hilang di balik semak
Semut menanjak membopong kerak
Awan hitam berarak-arak
Kilat menyentak-nyentak
Langit akan berak
“Ayo lekas beranjak anak-anak”
Bapak semut berseru mengajak
Anak-anak semut menanjak sambil bersorak
” Kami semut pemberontak,
dengan hujan kami tak berkehendak”
“Telah jauh kami bertolak
Dari kota loak ke pohon oak
Berburu kerak bersama sanak
Kami tak hendak menghapus jejak”
Langit semakin hitam bergejolak
Awan hitam mulai terisak
Hujan tak menunggu masak
Rombongan semut kini terjebak
Rintik semakin lesak
Butir nya jatuh juga ke pohon oak
Lama butiran datang mendesak
Rintik menjadi hujan lantak
Barisan semut menjadi koyak
Ratu semut terbangun dari nyenyak
Bapak semut melapor dengan lecak
” Anak-anak kita ruak
Mereka tak mampu sampai sesangkak “
Seru bapak semut dengan suara serak
Kilat petir menjilat pucuk pohon oak
Memaksa rantingnya gugur sedikit acak
Air lengser kebawah kaki oak
Butiran hujan membuat air kecipak
Anak-anak semut terhanyut ombak
Yang beruntung, tersangkut dibalik ranting oak
Yang sial, terhanyut ke balik semak
Sampai air berhenti bergerak
Menunggui hujan pamit dan langit lenyak
Mencari ratu lain membentuk puak
Menetaskan pasukan penyunggi kerak
Berkelana kembali sebagai bapak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H