Mohon tunggu...
Turangga Raflihuda
Turangga Raflihuda Mohon Tunggu... Diplomat - Ingin Jadi Penulis

Masih belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hut Ke-33 Tahun, LDPS Mengadakan Webinar Berjudul Media dan Disabilitas

30 Juli 2021   17:48 Diperbarui: 30 Juli 2021   18:04 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangka merayakan HUT ke-33 Tahun Lembaga Pers Dr.Soetomo atau dikenal LDPS mengadakan Webinar mengguakan Zoom pada hari Jum'at,23 Juli 2021  tentang Media dan Disabilitas. Acara ini dihadiri oleh 200 orang lebih dengan menghadirkan narasumber atau pembicara yang ahli di bidangnya seperti Prof. DR. Ir. H Mohammad NUH, DEA selaku Ketua Dewan Pers, kemudian Harry Hikmat selaku Dirjen Rehabilitasi Sosial yang menggantikan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang berhalangan hadir kemudian Wili Yanto sebagai SME Channel Specialist di Galeri Indonesia blibli, Cheta Nilawaty sebagai Tempo reporter (cacat buta), Senny Marbun Ketua Umum Panitia Paralimpiade Nasional Indonesia (cacat fisik), dan Nicky Clara sebagai Pendiri dayabareng.com (cacat fisik).

Acara ini dipandu oleh Cory Olivia dari Tagar.id, webinar membahas hal negatif mengenai diskriminasi terhadap Disabilitas sekaligus menjadi salah satu implementasi untuk menghilangkan stigma negatif terhadap penyandang disabilitas, karena disabilitas juga memiliki hak atas seluruh informasi , seperti contoh disabilitas positif covid-19 dan tidak tahu akses informasi seputar covid-19.

Harry Hikmat mengatakan, Berdasarkan survei Hosik tahun 2020, pengguna aktif media sosial Facebook, Instagram, Twitter, Website dan lain sebagainya di Indonesia mencapai sekitar 160 juta, namun menurut data yang kami miliki, akses penyandang disabilitas yang bisa menggunakan internet hanya 8,5%.

"upaya untuk mengatasi ketimpangan tersebut perlu dilakukan dengan berbagai strategi digitalisasi dan perluasan akses media massa bagi penyandang disabilitas dan juga diharapkan juga ada satu upaya penyadaran kepada masyarakat secara lebih luas agar penyandang disabilitas juga semakin melek teknologi komunikasi dan informasi", sambungnya Harry Hikmat.

Mohammad Nuh juga menjelaskan kenapa pers harus memperhatikan disabilitas, Karena jurnalis bisa membantu edukasi pada masyarakat sampai sadar, juga bisa sampai urusan politik.

Kesempatan ini diharapkan jurnalis sadar dan peduli untuk membantu semua Disabillitas,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun