Mohon tunggu...
Rane Hafied
Rane Hafied Mohon Tunggu... -

Seorang penulis blog dan penjaja suara di gelombang radio :) Saat ini tinggal dan mencari nafkah di negeri matahari terbit yang berbunga sakura. Salam kenal! Selengkapnya silahkan kunjungi blognya di http://suarane.org (blog radio) atau http://nol.suarane.org (blog suka-suka).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tweetonomics: Cemilan Kultwit yang Enak dan Bikin Pintar

23 Januari 2011   05:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:16 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ketemu sebuah buku unik di sebuah toko buku kecil di Tokyo. Semacam buku Economics for Dummies tapi setiap butir informasinya ditulis dalam 140 karakter ala twitter. Jadilah ia cemilan informasi yang enak dimakan dan mengandung banyak vitamin P alias pinter. Dalam buku ini kita diperkenalkan dengan berbagai konsep dasar ekonomi sampai penjelasan tentang konsep-konsep ekonomi yang selama ini kita sering baca di media massa, tapi -seperti saya- sering kali tidak pernah tahu artinya. Bisa jadi larisnya twitter ini adalah gambaran situasi kita saat ini dimana informasi semakin membludak dan attention span orang semakin mengecil. Akibatnya informasi-informasi pendek yang kurang dari 140 karakter lebih mudah dicerna. Bisa jadi kenyataan inilah yang mendorong Nic Compton, Adam Fishwick dan Katie Huston, tiga pakar ekonomi Inggris, menulis buku ini dalam format ala twitter. Pendek-pendek, mudah dicerna tapi padat informasi. Memang dalam pengantarnya mereka menulis bahwa istilah ekonomi memang susah dijelaskan secara singkat, tapi paling tidak lewat buku ini mereka berharap orang akan tahu prinsip-prinsip dasar ekonomi dan kemudiant tertarik untuk lebih tahu. Buku ini model ini harusnya lebih banyak diterbitkan di Indonesia. Saya tidak tahu pola twitter di negara lain, tapi di Indonesia semakin banyak orang yang tidak sekedar curhat di twitter, tapi malah berbagi informasi lewat apa yang sekarang dikenal dengan istilah "kultwit" alias kuliah twitter. Prinsipnya sama dengan buku Tweetonomics ini, yaitu berbagi serangkaian informasi singkat (sekitar 140 karakter) tapi padat informasi dan membuat pintar. Kultwit ini misalnya sering dilakukan oleh Gunawan Muhammad atau Faisal Basri dan laris manis. Salah satu indikasinya adalah banyak di Re-Tweet oleh para pengguna twitter lainnya. Salah satu contohnya adalah kultwit #akar_gayus oleh Faisal Basri tentang apalagi kalau bukan Kasus Gayus.  Bayangkan kalau informasi-informasi kultwit ini menjadi sebuah buku. Tidak semua masyarakat adalah akademisi, tapi mereka juga ingin dan sangat punya hak untuk pintar. Soalnya media kita saat ini banyak yang cenderung menyampaikan sebuah berita yang sebenarnya rumit tapi tidak menyertakan latar belakangnya. Berapa banyak sih yang tahu apa latar belakang Kasus Century atau kasus Gayus atau kasus RIM versus Pak Menkominfo? Pola informasi semacam ini bisa menjadi latar belakang buat pembaca dalam memahami apa yang terjadi agar mereka pun tidak bereaksi secara salah, karena sudah tahu latar belakang peristiwanya. Ada yang tertarik bikin buku semacam ini? * Juga di publish di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun