Sebelumnya selamat buat Bu Dokter Irayani 'Rara' Queencyputri yang sudah terpilih menjadi Manusia Kursi (baca: Ketua/ chairman) untuk Pesta Blogger 2010. Untuk menanggapi permintaan yang bersangkutan di blognya, maka inilah mimpi saya untuk ajang kumpul para peblog se Indonesia ini.. Seperti judul di atas, mimpi saya bisa dirangkum dalam satu kalimat pendek: Kembali ke Khittah. Apa maksudnya? Begini.. Menurut penafsiran saya, blog adalah manifestasi dari kebebasan. Karena itu mari kembali ke 'khittah', bebaskan ajang ini dari kungkungan ruang dan wujudkan ia menjadi sebenar-benarnya ajang kopi darat nasional bagi para peblog. 1. Bebaskan dari Ruang Kalau saya berharap agar PB kali ini dibebaskan dari kungkungan ruang, maka itu bisa berarti ruang dalam arti sebenarnya. Tidaklah harus di gedung (megah atau biasa). Ayolah.. ini pesta peblog kan? Bukan pesta kawinan apalagi seminar :) Jujur saja, sejak PB pertama tahun 2007, saya mengidam-idamkan sebuah acara yang santai tapi serius seperti Youtube Meet Up di New York dimana para youtubers berkumpul di satu tempat, di sebuah taman di hari yang cerah dan saling berinteraksi satu sama lain. Kenapa tidak kita buat acara di luar ruangan? Dirikan panggung utama, isi dengan hiburan dari artis yang aktif di dunia media sosial seperti Pandji, Maylaffayza, Endah n Rhesa atau acara lain sumbangan dari komunitas daerah atau komunitas lain. Dan untuk break out session (ini istilah yang saya pinjam dari PB2007) buat stand-stand yang diisi komunitas atau kegiatan lain yang lahir dari dunia blog, stand diskusi, workshop blog dan media sosial lainnya dan lain sebagainya. Tentu saja tidak ketinggalan dan sangat penting adalahstand sponsor seperti perusahaan telekomunikasi, provider internet, atau partai-partai politik sekalipun atau mungkin Kedutaan Besar Klingon atau Timbuku juga mau ikut buka stand untuk promosi demokrasi ala negaranya disitu. Silahkan! Bebas! (asal bayar.. kan acara ini perlu duit juga hehe) Biarkan semua menarik minat pengunjung dengan cara masing-masing, biarkan pengunjung yang hadir memilih sendiri apa yang menarik buat mereka, dan biarkan semua orang tahu betapa luas dan beragamnya manfaat blog lewat keberagaman yang nampak. Seperti tahun lalu, acara ini bisa dimulai dari daerah. Komunitas Peblog Makassar bisa bikin di Lapangan Karebosi atau di Pantai Losari, Komunitas Bandung bikin di Gasibu atau Alun-alun, dan seterusnya.. dan seterusnya.., dan puncaknya di Jakarta bisa digelar di Parkir Timur atau memanfaatkan momen Hari Bebas Mobil di Jl. Thamrin yang lagi ngetop-ngetopnya di kalangan masyarakat. Lebih penting lagi, membebaskan acara ini dari ruang berarti membuka seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ikut serta dan tidak hanya ekslusif untuk para peblog. Bukankah salah satu tujuan acara ini adalah untuk juga memperkenalkan dunia blog pada masyarakat luas? 2. Bebaskan dari "Ruang" Membebaskan PB dari kungkungan ruang itu bisa juga saya tafsirkan sebagai menjadikannya sebuah ajang yang egaliter, santai tapi tetap serius. Saya tidak mewakili peblog lainnya, tapi buat saya pribadi, yang membuat saya kepincut dengan blog adalah karena dia membebaskan kita dari hal-hal yang dulu mengungkung. Dengan blog kita bebas bicara, dengan blog kita dapat saling membentuk jejaring yang tidak terbayang luasnya, dan lebih hebat lagi, dengan blog (dan pastinya media sosial lainnya) kekuatan jejaring itu bisa mewujud jadi sesuatu yang nyata dan luar biasa. Ingat Koin untuk Prita? Ingat doong!! Karena itu bebaskanlah acara ini dari semua bentuk formalitas seremonial yang mengungkung, mulai dari pidato ini pidato itu, pesan ini pesan itu, diskusi ini itu, hingga ke dukungan formal dari sini dan situ dari pemerintah apalagi dari negara lain. Memang ada yang bangga ketika dunia blog di Indonesia mendapat endorsement dari negara (baca; Kominfo sebagai 'penguasa' dunia infokom Indonesia). Saya malah sempat baca sejumlah liputan di negara tetangga yang memuji pemerintah Indonesia karena mendukung dunia blog. Tapi sudahlah, cukuplah sampai disitu saja. Kata nenek saya, dan mungkin nenek anda juga, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Dukungan pemerintah ini cukuplah dilihat dari sisi bahwa para pembuat kebijakan negeri ini sudah sadar, sudah paham, sudah ngeh akan keberadaan blog dan peblognya, dan akan lebih memperhatikan aspirasi dan masukan dari kita. Buat saya, misalnya, istilah Hari Blogger Nasional yang diumumkan resmi pemerintah lewat Pak Nuh itu sudah berlebihan dan terlalu bersifat seremonial kosong. Saya lebih bangga kalau para peblog sendiri yang menyatakannya. Untungnya tidak ada yang menanggapi tantangan Menkominfo yang dulu untuk membuat Lagu Kebangsaan bagi para peblog. Amit-amit.. Cukup. Titik! Saya tidak anti pemerintah. Malah satu hal luar biasa yang harus diteruskan dari PB tahun lalu adalah bagaimana ajang itu ikut sekaligus mendukung negara untuk mempromosikan wisata Indonesia ke luar negeri! Salut!! Dan satu hal lagi. Kenyataan bahwa Manusia Kursi PB2010 kali ini adalah perempuan itu biasa! Yang menganggapnya luar biasa jangan-jangan masih menganggap rendah perempuan dan perlu belajar soal kesetaraan gender. Tapi bahwa si Manusia Kursi ini datang dari daerah, mewakili salah satu komunitas dari daerah, ini masih luar biasa untuk ukuran sekarang. Paling tidak saya berharap, PB2010 kali ini benar-benar membawa suara daerah tapi sekaligus benar-benar pantas disebut ajang nasional! Salam Blog dari Tokyo, Rane aka JaF * Juga diposting di blog baru di http://suarane.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H