[Malang], [9 Agustus 2023] - Kabar bahagia telah menyelimuti lima mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang tergabung dalam tim "Pasaran Jawa". Bagaimana tidak, proposal riset berjudul "Eksistensi Hitungan Pasaran Jawa Pada Pasar Tradisional Terhadap Ketahanan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Nganjuk" berhasil meraih pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) skema Riset Sosial Humaniora (RSH) 2023 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pembangunan dan Kemahasiswaan secara nasional (Ditjen Belmawa).
Anggota tim penelitian ini terdiri dari mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB). Nama-nama mahasiswa tersebut adalah Halimah dari Prodi S1 Pendidikan IPS, Desta Nuraliza dari S1 Pendidikan Hukum dan Kewarganegaraan, Randy Tirto Buana dari S1 Pendidikan Geografi, Risa Khusnul Khotimah dari S1 Geografi Fakultas Ilmu Sosial, dan Eka Purwati dari S1 Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Tim penelitian ini dibimbing oleh Agung Wiradimadja, S.Pd., M.Pd dosen Fakultas Ilmu Sosial.
Keberhasilan dalam meraih pendanaan PKM tersebut tidak terlepas dari kemenarikan topik riset yang diangkat yaitu tentang budaya "Pasaran Jawa". Lebih lanjut, penelitian ini melibatkan masyarakat, pedagang, dan konsumen di beberapa pasar tradisional Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Fakta lapangan menunjukkan masyarakat setempat masih mempertahankan kebiasaan dan tradisi yang telah ada selama bertahun-tahun, salah satunya adalah penggunaan "Pasaran Jawa" dalam menentukan hari baik untuk aktivitas jual-beli di pasar tradisional. Kepercayaan ini menjadi landasan bagi lima mahasiswa yang berdedikasi untuk meneliti lebih lanjut peran tradisi "Pasaran Jawa" dalam upaya ketahanan ekonomi masyarakat di pasar tradisional Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana tradisi "Pasaran Jawa" memengaruhi upaya ketahanan ekonomi masyarakat di pasar tradisional Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Dalam tradisi Jawa, "Pasaran Jawa" diyakini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan dan keberhasilan dalam transaksi bisnis.
Tim peneliti melakukan pengamatan lapangan, wawancara, dan pengumpulan data yang cermat dari para pedagang dan konsumen. Proses terjun ke lapangan memperkaya pengetahuan mengenai praktik dan kepercayaan serta mengidentifikasi pola dan pengalaman yang berkaitan dengan penggunaan "Pasaran Jawa" dalam aktivitas jual-beli. Selain itu, data tentang pertumbuhan ekonomi lokal, kestabilan pasar, dan dampak sosial dan budaya juga akan dikumpulkan untuk melengkapi pemahaman tentang upaya ketahanan ekonomi masyarakat.
Saat melakukan penelitian, tim peneliti melakukan wawancara pertama di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Nganjuk. Menurut Koordintor sub bagian Pasar Dinas, Erfin Junaedi, S.E., M.M, beberapa pasar tradisional masih mempertahankan pasaran Jawa dalam operasionalnya. "Pemberian nama pasar di Kabupaten Nganjuk tersebut berdasarkan hari pasaran Jawa seperti pasar Wage karena saat pasaran Wage ramai pembeli dan banyak pedagang dari luar Kota. Selain itu juga, pasar Brebeg yang ramainya saat pasaran Kliwon, pasar Warujayeng ramai nya pada hari Pahing serta masih banyak lagi pasar tradisional lainnya yang menerapkan hitungan pasaran Jawa," paparnya.
Hal tersebut selaras dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan salah satunya Khoiruzi, Akhmad (2023) tentang perhitungan pasaran Jawa dalam aktivitas bisnis, bahwasannya setiap hari pasaran memiliki makna yang berbeda-beda sehingga para pedagang bisanya akan berjualan di hari pasaran tertentu seja.
Misalnya, pada Pasaran Legi, yang dikaitkan dengan kebijaksanaan dan kelembutan, pedagang cenderung menjalankan praktik bisnis dengan penuh perhatian dan kehati-hatian. Sementara pada Pasaran Kliwon, yang dikaitkan dengan energi dan kreativitas, para pedagang cenderung mengadakan acara promosi atau menawarkan produk baru untuk menarik minat konsumen.
Lebih lanjut lagi, tim peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa pedagang di Pasar Brebek, Pasar Wage, dan Pasar Warujayeng untuk menemukan data empiris terkait hitungan pasaran Jawa tersebut.
 Menurut Ibu Paikem penjual bunga di pasar Wage yang sudah berusia 65 tahun bahwa "Mayoritas pedagang disini meyakini hitungan pasaran jawa dapat memberikan keuntungan dengan ramainya pembeli saat berdagang di hari pasaran tersebut, seperti pasar Wage, ramainya pasar ya pas hari Wage saja banyak pembeli dan pedagang yang dari luar kota," jelasnya.
Selain itu, "Pasaran Jawa" dapat membantu mempertahankan budaya dan nilai-nilai lokal. Hal tersebut sesuai dengan Koordinator Pasar Brebek Pak Purnowo bahwa "Aktivitas jual-beli di pasar tradisional menjadi momen yang lebih berarti karena diwarnai oleh tradisi dan kepercayaan yang melibatkan seluruh komunitas," ujarnya. Hal ini mencerminkan kekuatan pasar tradisional sebagai simbol identitas lokal dan daya tarik wisata.
Namun, penelitian ini juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah perubahan pola konsumsi masyarakat yang cenderung beralih ke pasar modern dan e-commerce. Hal ini berdampak pada kelangsungan pasar tradisional dan pengaruh "Pasaran Jawa" dalam aktivitas jual-beli. Meskipun demikian, penelitian ini tetap memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang peran tradisi "Pasaran Jawa" dan memberikan kesempatan bagi pedagang dan masyarakat untuk merefleksikan dan mempertahankan keunikan pasar tradisional.
Dengan adanya penelitian ini, upaya untuk mempertahankan dan menghormati tradisi lokal seperti "Pasaran Jawa" dapat berkontribusi pada ketahanan ekonomi masyarakat. Di tengah persaingan pasar global yang semakin ketat, pasar tradisional di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur tetap memiliki tempat yang istimewa dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Dengan memanfaatkan tradisi "Pasaran Jawa" secara bijak, pasar tradisional dapat terus menjadi tempat yang hidup, menguntungkan, dan berkelanjutan bagi masyarakat Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Tidak hanya itu, temuan dan dan rekomendasi penelitian ini dapat memberikan wawasan baru bagi masyarakat Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pedagang, dan pemerintah daerah dalam mempromosikan dan mempertahankan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi yang berkelanjutan. Penelitian ini juga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai budaya dan tradisi yang menjadi pondasi dari pasar tradisional Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Guna memperluas hasil penelitian ini, tim peneliti juga berencana untuk mengadakan seminar dan diskusi publik dengan melibatkan para pedagang, akademisi, serta pemerintah daerah. Melalui dialog yang terbuka, diharapkan hasil penelitian ini dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini menggambarkan pentingnya menjaga dan menghormati tradisi lokal dalam menjaga keberlanjutan pasar tradisional. Dalam konteks budaya Jawa, "Pasaran Jawa" memiliki peran yang signifikan dalam aktivitas jual-beli di pasar tradisional. Penelitian ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang tradisi ini dan menyoroti bagaimana kepercayaan dan nilai-nilai lokal terus memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan melestarikan dan mempertahankan pasar tradisional, serta memanfaatkan tradisi "Pasaran Jawa" secara bijak, kita dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan memperkuat kehidupan sosial dan budaya di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur.
Pewarta      : Randy Tirto Buana (Tim Pasaran Jawa)
Pewarta foto  : Tim Pasaran Jawa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H