[caption id="attachment_348551" align="aligncenter" width="560" caption="Jabat tangan Presiden Jokowi dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto (foto: TRIBUNNEWS)"][/caption]
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan menggelar pertemuan dengan rivalnya saat pilpres kemarin, Prabowo Subianto. Pertemuan Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra itu direncanakan akan berlangsung di Istana Bogor hari ini, namun belum diketahui apa saja yang akan dibicarakan oleh keduanya.
Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketum Gerindra Fadli Zon mengatakan bahwa pertemua Jokowi dan Prabowo hanyalah pertemuan silaturahmi biasa. "Silaturahmi saja, ngobrol-ngobrol saja". Bahkan Fadli Zon juga menampik anggapan kalau pertemuan kedua tokoh itu terkait dengan gejolak KPK vs Polri. "Enggaklah. Kan Pak Prabowo enggak mau ikut campur dalam masalah itu", kata Fadli.
Terlepas dari apapun yang kelak diperbincangkan oleh kedua tokoh yang pada pilpres lalu pertarungannya begitu sengit, tentunya kita patut berbangga dan mungkin juga berharap agar pertemuan keduanya bukan hanya sekedar pertemuan biasa, namun lebih dari itu, harapannya semoga adanya dukungan moral dan politik dari Prabowo Subianto kepada Jokowi dan pemerintahan yang dipimpinnya dalam menghadapi tekanan politik dan situasi pelik saat ini.
Sebab tak bisa dipungkiri, bahwa kisruh KPK vs Polri bukan sekedar masalah hukum yang menimpa kedua personil dari masing-masing institusi, namun perseteruan KPK vs Polri erat kaitannya dengan persoalan politik yang kata sebagian orang pintar episentrumnya barada di tangan presiden. Bahkan lebih jauh lagi, sudah ada yang menganalisa bahwa perseteruan KPK vs Polri merupakan bagian dari konspirasi (?) untuk menjatuhkan Jokowi dari singgasana kekuasaan.
Maka dari itu, dalam situasi sulit saat ini, menurut saya Jokowi perlu membuka komunikasi politik dengan berbagai pihak, termasuk pihak-pihak yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) dan juga Partai Demokrat. Politik Meja Makan ala Jokowi yang dikenal ampuh dalam menyelesaikan masalah, sudah saatnya dimainkan oleh Jokowi.
Terlepas apakah KMP akan mendukung Jokowi terkait situasi gaduh ini ?, saya pikir Jokowi tidak perlu merasa gengsi untuk merangkul dan mendengar masukan-masukan dari partai-partai yang memposisikan diri sebagai oposisi (KMP plus Demokrat). Karena bagaimana pun juga, masukan dari oposisi penting untuk didengar dan dipertimbangkan. Selain itu, tak bisa disangkal bahwa kekuatan politik oposisi dapat mempengaruhi gejolak politik yang kemungkinan dihadapi oleh Jokowi dan pemerintahannya.
Semoga saja, kegaduhan ini tidak menimbulkan gejolak yang lebih besar lagi, dan bisa segera didapati solusi terbaiknya, sehingga pemerintah bisa lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat, serta penegakkan hukum terhadap berbagai bentuk kejahatan terutama kejahatan Korupsi terus ditegakkan tanpa pandang bulu...SEMOGA..!!
Salam..:))
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H