Mohon tunggu...
Randy Fauzi F
Randy Fauzi F Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh Ketik

Football bloody hell!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Benarkah Indonesia Kekurangan Pelatih Lokal Berkualitas?

23 Februari 2023   10:08 Diperbarui: 23 Februari 2023   10:17 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Twitter/@Luismillacoach

Dominasi pelatih asing di Indonesia sudah tak bisa dipungkiri. Ambil contoh dari pelatih timnas, dalam 10 tahun terakhir tercatat hanya ada 3 nama lokal di sana. Rahmad Darmawan (2013), Benny Dollo (2015), dan Bima Sakti (2018).

Contoh lain bisa kita lihat di Liga 1. Coba sebutkan siapa pelatih lokal terakhir yang sukses mengangkat trofi? Ya, Djajang Nurdjaman bersama Persib Bandung pada 2014.

Sisanya, klub juara Liga 1 selalu dilatih pelatih asing. Mulai dari Persipura (Alfredo Vera), Bhayangkara FC (Simon McMenemy), hingga Persija Jakarta dan Bali United (Stefano Cugurra).

Pada gelaran Liga 1 musim ini saja, mayoritas klub lebih memilih menggunakan jasa pelatih asing.

Beberapa memang sempat dipimpin pelatih lokal pada awal berjalannya kompetisi, namun hasil minor yang didapat membuat haluan pun berpindah.

Hingga akhirnya hanya tersisa dua nama lokal yang masih bertahan, yakni Seto Nurdiantoro (PSS Sleman) dan Aji Santoso (Persebaya Surabaya).

Keduanya pun saat ini berkutat di papan tengah klasemen sementara. Persebaya ada di peringkat 7 dengan 37 poin, sementara PSS Sleman mepet zona degradasi di posisi 14 dengan 28 poin.

Sejatinya, tak ada yang salah dengan dominasi pelatih asing di Indonesia. Justru hal itu bisa berdampak positif.

Kehadiran pelatih asing diharapkan mampu mentransfer ilmu yang dimiliki kepada para pemain. Tak cuma soal teknis di dalam lapangan, tapi hal-hal lain di luarnya, seperti kedisiplinan.

Tapi, masa iya sih dari lebih 273 juta penduduk Indonesia tak ada yang mampu bersaing dengan para pelatih asing tersebut?

Jika berkaca ke Jerman, saat ini mereka sukses mencetak banyak pelatih lokal berkualitas yang tersebar di Eropa.

Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan nama-nama seperti Jurgen Klopp, Hansi Flick, Thomas Tuchel, Joachim Low, dan Julian Nagelsmann.

Kesuksesan mereka nyatanya tak lepas dari sekolah kepelatihan bernama Hennes-Weisweiler Academy.

Dilansir dari startingeleven.id, Hennes-Weisweiler Academy telah hadir berdiri sejak 1947 dan memiliki program yang profesional dan eksklusif.

Dari proses pendaftaran hingga diterima, pelamar akan melewati beberapa tahapan yang ketat. Selain itu, terdapat pula syarat yang mewajibkan pelamar memiliki lisensi DFB-A atau UEFA-A.

Jika diterima, pelamar akan menjalani kursus kepelatihan selama 11 bulan yang berfokus pada praktek. UEFA bahkan menganggap lulusan Hennes-Weisweiler Academy setara dengan lisensi UEFA Pro.

Indonesia tak perlu repot-repot membuat Hennes-Weisweiler Academy versi lokal. Pasalnya, PSSI sudah mulai rutin menggelar kursus kepelatihan lisensi AFC Pro sejak 2018.

Sudah ada lebih dari 20 pelatih lokal yang memegang lisensi AFC Pro. Dua nama yang tersisa di Liga 1 musim ini adalah contohnya.

Namun hal itu belum cukup jadi pembuktian kualitas seorang pelatih. Karena pada akhirnya semua akan terjawab di pertandingan sesungguhnya.

Akan tetapi bagaimana bisa memberi pembuktian jika pertandingannya saja tidak ada? Ya, tak sedikit pelatih lokal dengan lisensi AFC Pro menjadi juru taktik klub Liga 2 dan Liga 3.

Lagi-lagi pada akhirnya semua ini berujung ke satu nama, yakni PSSI. Dihentikannya dua kompetisi tersebut juga tentu berdampak ke karir pelatih.

Erick Thohir sebenarnya sudah membahas hal ini dan berjanji akan menggulirkan kembali Liga 2 dan Liga 3 dengan format baru setelah Piala Dunia U-20.

Mari kita nantikan, apakah ucapan mantan Presiden Inter Milan itu bisa dipercaya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun