Mohon tunggu...
Randy Alwan
Randy Alwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Berdagang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Inovasi Mesin Pemarut untuk Mengoptimalkan Pembuatan Jamu Tradisional Bapak Saidi di Desa Bakalan

16 Januari 2025   11:59 Diperbarui: 16 Januari 2025   11:58 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sub Kelompok 3 (Randy, Allafa, Aisyah, Rofidah, Vicky) KKN Untag Surabaya 2025 Desa Bakalan Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto

Industri jamu tradisional merupakan bagian penting dari budaya dan ekonomi mikro Indonesia, namun banyak UMKM di sektor ini masih menghadapi tantangan dalam efisiensi produksi. Salah satu kendala utama adalah cara manual yang memakan banyak waktu dan tenaga untuk mengolah bahan-bahan seperti kunyit, jahe dan jahe. Hadirnya mesin pemarut menjadi solusi peningkatan produktivitas dan kualitas produksi UMKM seperti kegiatan jamu tradisional Pak Saidi.

Keuntungan lain menggunakan mesin ini adalah higienis. Proses manual seringkali tidak dapat menjamin keamanan bahan selama pemrosesan, terutama di lingkungan terbatas. Di sisi lain, mesin parut baja meminimalkan risiko kontaminasi, sehingga aman digunakan dalam produksi tanaman obat. Kebersihan ini sangat penting, khususnya bagi mereka yang berencana menjual produknya bahkan di pasar internasional, dimana kualitas produk dan sanitasi sangat ketat. Selain efisiensi dan kualitas, adopsi teknologi seperti mesin pemarut juga membantu menekan biaya operasional.

Dengan mengurangi ketergantungan mereka pada tenaga kerja manual, beberapa pengusaha mengalihkan sumber daya mereka ke aspek strategis lainnya, seperti pemasaran, pengemasan atau inovasi produk. Harganya yang bervariasi mulai dari Rp 1.000.000 hingga Rp 5.000.000 bisa menjadi kendala bagi UMKM yang bermodal terbatas. Selain itu, penggunaan mesin memerlukan pelatihan agar pengguna dapat menggunakan dan memeliharanya dengan benar. Kurangnya akses terhadap pelatihan dan dukungan dapat menjadi hambatan, khususnya bagi anak-anak di daerah terpencil. Inovasi pencacahan ini tidak hanya meningkatkan dan produktivitas, namun juga mendukung pelestarian budaya Indonesia. Jamu sebagai produk asli Indonesia memiliki potensi besar di pasar internasional apalagi dengan semakin berkembangnya konsumen global terhadap produk herbal dan natural.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun