Mohon tunggu...
dr. Randy Adiwinata
dr. Randy Adiwinata Mohon Tunggu... Dokter -

Youtube channel: docvisor; instagram: @adiwinatarandy, @docvisor . Seorang dokter umum, lulusan Fakultas Kedokteran Atma Jaya, Jakarta. Memiliki minat dalam bidang medical research dan medical writing. Juga, Seorang bassist di tengah kesibukan. Co-founder dari Docvisor yaitu sebuah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan dokter yang merasa ironi dengan maraknya berita hoax kesehatan. Dan bertujuan untuk menyebarkan edukasi kesehatan berbasis bukti.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kuman yang Kebal Terhadap Semua Antibiotik

16 September 2018   16:35 Diperbarui: 16 September 2018   16:38 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2: Uji Kepekaan Kuman terhadap antibiotik di laboratorium. (Sumber: https://reflectionsipc.com/)

Antibiotik bukan OBAT DEMAM/DIARE/BATUK PILEK. Antibiotik HANYA diperuntukkan untuk penyakit yang diakibatkan oleh infeksi Bakteri. Batuk/Demam/diare merupakan keluhan, yang harus ditentukan penyebabnya apakah karena infeksi bakteri/virus ataupun sebab lainnya.

Faktanya, hanya sebagian kecil infeksi saluran nafas atas disebabkan oleh bakteri. Sebagian besar disebabkan oleh virus, yang bersifat self-limiting atau dapat sembuh sendiri, dan hanya memerlukan obat simptomatis saja.

Antibiotik harus diresepkan oleh dokter. Karena dokter akan menganalisa keluhan anda (demam/batuk misalnya), apakah sakit ini karena virus atau bakteri sehingga menentukan apakan perlu antibiotik atau tidak. Dokter juga mungkin akan meminta beberapa pemeriksaan misalnya darah untuk dapat membantu menentukkan sebab penyakit anda.

Dokter juga berperan dalam menentukan jenis antibiotik yang tepat untuk penyakit anda beserta aturan pakainya; karena antibiotik mempunyai kemampuan (spektrum) dalam membunuh jenis bakteri secara spesifik.

Antibiotik harus dihabiskan sesuai petunjuk dokter. Anda mungkin merasakan perbaikan hanya dengan mengkonsumsi antibiotik 2-3 hari. Akan tetapi, penggunaan yang tidak tuntas justru dapat memicu kekebalan kuman di yang akan datang.

Gambar4. Anjuran dari WHO untuk mencegah resistensi antibiotik (Sumber: http://www.who.int)
Gambar4. Anjuran dari WHO untuk mencegah resistensi antibiotik (Sumber: http://www.who.int)
Ingat timbulnya resistensi antibiotik ini lebih cepat daripada penemuan antibiotik jenis baru, bayangkan bila suatu saat nanti kuman menjadi kebal terhadap semua antibiotik yang kita punya; tentu akan sangat berbahaya.

Jadi bijaklah dalam menggunakan antibiotik ya Sobat. Untuk info lebih lanjut dapat melihat video kami (DocVisor) di Youtube dibawah ini. Terima kasih. Salam sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun