Mohon tunggu...
Randy Jullihar
Randy Jullihar Mohon Tunggu... Scientist -

A scientist, Father, Husband,Writer, Story teller, Analizer and Open minded reader

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bekantan Si Monyet Berhidung Besar

8 November 2017   16:34 Diperbarui: 8 November 2017   17:07 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku tidak pandai berenang. Jadi aku hanya bisa menolong kalian mengumpulkan kayu-kayu ini dan menempatkan nya di tepi sungai. Sehingga kalian tidak perlu repot mengambil kayu dipohon-pohon tinggi itu" Kata Nasal Sambil tersenyum dan mereka pun berterima kasih atas bantuan dan keikhlasan Nasal menolong mereka. Nasalpun berpamitan dan pergi.             

Kali ini nasal menuju tempat yang banya rumputnya dia mengambil banyak rumput dan mengikatnya di punggungnya.  Hari pun semakin sore, dia menuju rumah Sumba. Ternyata sumba pun baru saja pulang. Nasal mendatangi Sumba dan memberikan rumput-rumput yang iya bawa untuk Sumba si Kuda hitam yang gagah "Kau pasti kecapean sudah melayani perjalanan warga-warga ke tempat tujuan mereka, oleh karena itu aku bawakan rumput-rumput  segar ini untuk makan malam mu" Kata Nasal sambil tersenyum. Sumba sangat berterima kasih karena iya bisa memakan rumput segar kesukaan nya yang dibawakan Nasal untk menggantikan energy yang terpakai seharian. Nasalpun berpamitan dan siap untuk pulang.

Hari pun semakin gelap, ada satu hal lagi yang ingin nasal lakukan. Nasal mendatangi daerah pohon pisang dan  kemudian mengambil beberapa daun pisang yang berukuran besar. Setelah itu nasal pergi kerumah Jalu si ayam jago temannya itu. Dia memasuki rumahnya dan menyelimuti si Jalu yang sudah tertidur pulas.  

"Selamat tidur kawanku, tidurlah yang nyenyak agar kau bisa bangun pagi dan membangunkan warga hutan esok hari" kata Nasal  sambil menyelimuti Jalu dengan daun pisang yang ia bawa. 

Semenjak itu Nasal sangat terkenal dikalangan penghuni hutan sebagai monyet yang baik dan ikhlas hati, sehingga diapun tidak pernah dijuluki Bekantan si hidung besar lagi, melainkan Bekantan si Penolong yang tulus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun