Mohon tunggu...
Randy Vanicko
Randy Vanicko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Airlangga University

Seorang mahasiswa Rekayasa Nanoteknologi yang mempunyai keinginan mendalam dalam bidang pengembangan energi terbarukan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Nanoteknologi dalam Meningkatkan Akses Air Bersih dan Sanitasi: Solusi Inovatif untuk Tantangan Global

16 Desember 2023   17:18 Diperbarui: 16 Desember 2023   17:34 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air bersih dan sanitasi adalah dua hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air bersih diperlukan untuk minum, memasak, mandi, dan mencuci, sedangkan sanitasi yang baik dapat membantu mencegah penyebaran penyakit. Tanpa air bersih dan sanitasi yang memadai, orang-orang akan lebih rentan terhadap penyakit dan kematian. Air yang terkontaminasi dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, tifoid, dan disentri. Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan kematian, terutama pada anak-anak.

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2020, sekitar 2,2 miliar orang tidak memiliki akses ke air minum yang aman, dan 4,2 miliar orang tidak memiliki akses ke sanitasi yang aman. Hal ini berarti bahwa sekitar 30% dari populasi dunia masih belum memiliki akses ke air bersih dan sanitasi yang memadai. Di tengah tantangan global terkait akses air bersih dan sanitasi yang belum merata, nanoteknologi hadir sebagai solusi yang menjanjikan.

Nanoteknologi memiliki potensi yang besar untuk mengatasi masalah air bersih dan sanitasi. Dengan ukurannya yang sangat kecil, nanoteknologi dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang tidak dapat diatasi dengan teknologi konvensional. Nanoteknologi sendiri merupakan bidang ilmu yang mempelajari materi pada skala nanometer, yaitu sekitar sepersejuta hingga seperseratus ribu meter. Nanoteknologi dapat digunakan untuk memurnikan air dari berbagai kontaminan, seperti bakteri, virus, logam berat, dan pestisida. Nanoteknologi juga dapat digunakan untuk mengelola limbah cair dan meningkatkan sanitasi. Berikut ulasan lebih lanjut terkait beberapa contoh penerapan nanoteknologi:

Pemurniaan Air
Salah satu masalah utama yang dihadapi dalam penyediaan air bersih adalah kontaminasi. Kontaminasi dapat berasal dari berbagai sumber yang beragam, seperti bakteri, virus, logam berat, dan pestisida. Nanoteknologi telah muncul sebagai solusi inovatif untuk mengatasi tantangan ini. Salah satu contoh penggunaan nanoteknologi dalam memurnikan air adalah pengembangan nanofilter. Nanofilter merupakan filter yang terbuat dari material berukuran nano, sehingga mampu mengatasi kontaminan air dengan ukuran sangat kecil, bahkan lebih kecil dari virus. Dengan kemampuan ini, nanofilter dapat menghilangkan sebagian besar kontaminan yang sekiranya sulit teratasi.

Pengelolaan Limbah Cair
Selain masalah kontaminasi, permasalahan lain yang seringkali terkait dengan air bersih adalah limbah cair. Limbah cair dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk industri, rumah tangga, dan sektor pertanian. Dalam limbah cair ini sering ditemukan polutan-polutan yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Namun, berkat kemajuan dalam bidang nanoteknologi, telah muncul solusi yang menjanjikan untuk mengatasi masalah limbah cair ini. Salah satu contoh inovasinya adalah penggunaan nanoadsorben. Nanoadsorben merupakan bahan yang memiliki kemampuan istimewa dalam menyerap polutan dari limbah cair. Dengan menggunakan nanoadsorben, kita dapat secara efektif membersihkan limbah cair dari berbagai jenis polutan, termasuk logam berat dan pestisida.

Sanitasi
Sanitasi yang buruk adalah masalah serius yang dapat berkontribusi pada penyebaran penyakit dan mengancam kesehatan masyarakat. Nanoteknologi telah membuka peluang untuk meningkatkan sanitasi melalui berbagai inovasi yang dapat membantu menciptakan toilet yang lebih efisien dan mengura
ngi risiko penyebaran penyakit. Salah satu contoh konkret penggunaan nanoteknologi dalam meningkatkan sanitasi adalah melalui pengembangan nano-coating. Nano-coating merupakan suatu lapisan pelindung yang terbuat dari material berukuran nano. Dengan menerapkan nano-coating pada permukaan toilet, kita dapat menciptakan toilet yang lebih tahan terhadap pertumbuhan bakteri dan kuman. Hal ini tidak hanya meningkatkan kebersihan toilet, tetapi juga membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.

Dengan penerapan nanoteknologi, ada harapan bahwa masalah air bersih dan sanitasi dapat diatasi secara lebih efektif, didukung penelitian dan pengembangan yang lebih lanjut, nanoteknologi dapat menjadi solusi yang efektif untuk menyediakan air bersih dan sanitasi bagi semua orang. Sehigga dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun