"Aku!" salah satu dari Ocean dan Sky maju.
Emily bahkan tak sempat lagi mengenali siapa itu, dan ia tak berani membela siapapun juga. Ia tak ingin memilih siapapun, pula tak siap untuk kehilangan siapapun.
"Aku akan melawanmu, duo bangsawan mulia Vagano! Peraturannya sederhana. Menang, menyerah atau mati. Boleh menyerah sebelum aku menghabisimu! Lalu kehilangan hadiahmu untuk selamanya!"
Bersamaan dengan bulan purnama yang mulai tersaput awan kelam, cuaca berubah drastis seakan-akan memberi latar belakang pertanda sesuatu yang terburuk akan segera terjadi. Angin mulai berhembus kencang, hujan rintik-rintik turun dan semakin deras.
Semua hadirin mulai basah kuyup, namun tak satupun berani beranjak. Mereka tak peduli, hanya ingin Ocean dan Sky selamat, khususnya para pengawal mereka dan Zeus si 'penonton rahasia'.
Ia memang dahulu kala sengaja 'menyuruh' Hannah agar 'membentuk Earth menjadi seorang pendendam dan calon pembunuh' agar kelak bisa mati karena coba-coba mengusik anak-anak lainnya. Melemahkan Earth, dengan harapan pemuda 'pembunuh' Florence itu akan mati dalam pertarungan ini.
Ternyata dugaan dan harapannya salah besar!
Melawan kembar Vagano pertama, Earth tampil meyakinkan dan tak sedikitpun gamang maupun ragu. Ia beranjak maju untuk menikamkan Dangerous Attraction. Beruntung, si kembar pertama ini berhasil menyilangkan pedangnya tepat di atas dada kirinya sendiri membentuk perisai. Pedang mereka beradu dengan denting keras memekakkan telinga, hampir bersamaan dengan petir di angkasa.
"Haaaah... kau hanya bisa menangkis, Vagano! Ayo, lawan adikmu ini, dan majulah!" ejek Earth sambil menarik Pedang Terkutuknya, mengambil ancang-ancang lagi.
Pakaian mereka bertiga sama-sama basah kuyup dan tebing menjadi semakin licin. Kedua petarung sekali lagi saling desak dan menyerang-bertahan bergantian.
Emily memandang dengan ngeri. Yang ini Sky atau Ocean? Tampaknya cukup kuat, namun kurang sabaran.