Sementara itu Zeus, yang masih bersembunyi di balik bayang-bayang setelah beberapa saat lalu 'menemui kembali Hannah dan Lilian', dua wanita dari masa lalunya, tentunya memiliki pemikiran serta rencana tersendiri.
Ia diam-diam teringat pada putrinya dan merenungkan, mengapa ia begitu tega, dimana gadis itu berada sekarang? Tentunya sudah jadi seorang wanita muda berusia dua puluh tahunan, lebih tua satu tahunan daripada Ocean dan Sky.
Bagaimanapun, tetap saja, keturunan dari Hannah bukan anak yang ia harapkan, sama seperti Earth yang sudah bertukar nyawa dengan Florence.
Zeus juga sudah menemukan jalan keluar yang waktu itu dipergunakan Lilian dan Ocean. Ia tahu, sekarang mungkin sudah saatnya ia kembali ke luar sana. Membuktikan pada dunia bahwa ia masih hidup.
Dan kutukan yang ia ucapkan itu nyata.
Pagi harinya, saat Ocean masih terlelap dan tak ada seorangpun di puri yang sadar akan kepergiannya, Sky memutuskan untuk mencari Emily seorang diri.
Ia bukan hanya sekedar ingin 'menyelamatkan seorang putri raja' seperti misi-misi dalam video game yang ia mainkan di masa lalu, melainkan ingin segera menyatakan niatnya, apabila nanti bertemu dengan Emily.
Ya, mungkin belum cinta betul-betul atau bahkan nafsu seperti Ocean atau mungkin juga Earth. Namun bukankah itu hal yang bagus? Emily tentu akan jauh lebih respek denganku! - demikian pikir Sky sambil memacu kuda hitam tunggangan cadangannya sementara Thunder Runner masih dalam perawatan.
Namun sementara ia masih belum juga menemukan Emily dan hanya menghabiskan waktu berputar-putar di hutan, langit malah berubah mendung dan hujan mulai turun rintik-rintik. Suasana Pulau Vagano pun menjadi berkabut, hingga pemuda itu terpaksa menunda perjalanannya dan turun dari kuda. DIcarinya sebuah gua batu untuk berteduh.
Hujan turun semakin lama semakin deras. Petualangan Earth pun untuk sementara harus tertunda, dan ia hanya bisa duduk sendiri sambil bermonolog.
"Huh, memang aku selalu sial dan tertinggal. Dimana aku harus mencari Emily? Ia tak mungkin pergi jauh dari sini, pulau ini tak seluas Evermerika. Bahkan tak seperti dalam game-game yang kumainkan, dimana bisa muncul makhluk-makhluk aneh dalam kondisi pagi sunyi berhujan dan berkabut. Sendirian dalam hutan sesunyi ini, bukan rekreasi favoritku sama sekali! Tapi demi mengambil hati Emily, tak apa-apa! Mungkin aku bisa sedikit beruntung seperti kakakku dan adik tak dikenal itu!" gerutunya sambil terus menunggu berhentinya hujan.
Sementara tak jauh dari sana, Zeus, sosok yang sudah lama sekali tak melihat cahaya pagi, akhirnya secara perlahan tapi pasti, merangkak keluar dari dalam lubang jendela keluar darurat. Hujan dan kabut menyambutnya. Baru kali inilah ia merasa kembali bersih, karena derasnya air hujan yang mengguyurnya sungguh menyegarkan.
Pakaian puluhan tahun yang ia kenakan sudah hampir melekat dengan tubuhnya, dan rambutnya kusut masai dan begitu panjang hingga menggumpal. Tapi setelah terguyur hujan, paling tidak ia jauh merasa lebih segar. Sekaligus ia minum sepuasnya air segar itu sebanyak yang ia mau.
Dan dalam cuaca seburuk itu, Zeus memutuskan untuk mengembara kemana saja kakinya melangkah. Ia tak ingin mencari siapa-siapa, hanya berpikir langkah selanjutnya dan kejutan apa yang menunggunya di luar sana.
Zeus si Sosok Terhilang mengembara di antara sesemakan dan pepohonan, tak perduli kaki kasarnya yang tanpa sepatu kadang tertusuk pada ilalang dan tanah berbatuan.
Ia sudah sangat gembira bisa berpetualang seperti ini, di pulau yang dahulu adalah daerah kekuasaannya sendiri!
Lalu tanpa disengaja, sesosok kuda hitam yang ditambatkan di sebuah pohon mengejutkannya. Â Ada seseorang di dekat sini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H