"Huh, memang aku selalu sial dan tertinggal. Dimana aku harus mencari Emily? Ia tak mungkin pergi jauh dari sini, pulau ini tak seluas Evermerika. Bahkan tak seperti dalam game-game yang kumainkan, dimana bisa muncul makhluk-makhluk aneh dalam kondisi pagi sunyi berhujan dan berkabut. Sendirian dalam hutan sesunyi ini, bukan rekreasi favoritku sama sekali! Tapi demi mengambil hati Emily, tak apa-apa! Mungkin aku bisa sedikit beruntung seperti kakakku dan adik tak dikenal itu!" gerutunya sambil terus menunggu berhentinya hujan.
Sementara tak jauh dari sana, Zeus, sosok yang sudah lama sekali tak melihat cahaya pagi, akhirnya secara perlahan tapi pasti, merangkak keluar dari dalam lubang jendela keluar darurat. Hujan dan kabut menyambutnya. Baru kali inilah ia merasa kembali bersih, karena derasnya air hujan yang mengguyurnya sungguh menyegarkan.
Pakaian puluhan tahun yang ia kenakan sudah hampir melekat dengan tubuhnya, dan rambutnya kusut masai dan begitu panjang hingga menggumpal. Tapi setelah terguyur hujan, paling tidak ia jauh merasa lebih segar. Sekaligus ia minum sepuasnya air segar itu sebanyak yang ia mau.
Dan dalam cuaca seburuk itu, Zeus memutuskan untuk mengembara kemana saja kakinya melangkah. Ia tak ingin mencari siapa-siapa, hanya berpikir langkah selanjutnya dan kejutan apa yang menunggunya di luar sana.
Zeus si Sosok Terhilang mengembara di antara sesemakan dan pepohonan, tak perduli kaki kasarnya yang tanpa sepatu kadang tertusuk pada ilalang dan tanah berbatuan.
Ia sudah sangat gembira bisa berpetualang seperti ini, di pulau yang dahulu adalah daerah kekuasaannya sendiri!
Lalu tanpa disengaja, sesosok kuda hitam yang ditambatkan di sebuah pohon mengejutkannya. Â Ada seseorang di dekat sini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H