Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Episode 99: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

11 Agustus 2023   12:12 Diperbarui: 11 Agustus 2023   12:15 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Sky yang memutuskan untuk menunggui Lilian akhirnya menarik keluar dokter wanita itu dari dalam Lorong Bawah Tanah, dan sebagai kejutan, juga membawa Hannah yang pingsan bersamanya!

Tentu saja, pemuda itu pura-pura terkejut, karena ia tak mau seorangpun tahu bahwa ialah yang 'membuang' Hannah ke dalam sana.

"Sky, lihat, Hannah ada di dalam sini! Ia masuk entah darimana atau siapa yang membawanya ke dalam sana, namun ia sempat membicarakan dirimu!" terengah-engah mencari udara segar, Lilian terduduk di atas rumput sambil memandangi mantan sahabatnya yang belum sadarkan diri.

"Oh ya? Tentu ia hanya berhalusinasi saja! Mungkin ia memang masuk ke bawah sana untuk mencari Earth atau siapapun," Sky berpura-pura saja, "syukurlah ia kembali lagi denganmu!"

"Dan," hampir saja Lilian kelepasan mengatakan siapa yang ia temui di bawah sana. Namun ia berhasil menahannya tepat sebelum nama ayah kembar Vagano terucap.

"Ada apa lagi yang kau temukan?"

"Oh, tak ada. Hanya sempat berbicara sejenak mengenang masa lalu bersama mantan sahabatku ini. Ia memang merencanakan hal yang buruk. Kita terpaksa harus menahannya lagi untuk selamanya, karena ia tak mungkin berubah atau menyesali perbuatan-perbuatannya."

"Ada kabar buruk, Lilian!" Sky tak lupa menceritakan semua info yang ia dan Ocean baru dapatkan, "Emily dan Pedang Terkutuk itu hilang lagi dari museum! Walau kami sudah membelitnya dengan rantai, seseorang berhasil mencurinya lagi! Dan karena Emily menghilang juga, kurasa ia terlibat, atau... diculik!"

"Yang bisa melakukan itu semua, cuma Earth," bisik Lilian lirih, "anak yang malang. Namun mengapa Emily? Apakah ia menjadi sandera dan ditawan?"

Sky menggeram, "Seandainya Ocean memang benar-benar mencintai Emily, ia dan Earth tentu akan saling membenci, sama halnya dengan ayahku di antara Florence dan Hannah. Florence mungkin tak membenci Hannah, namun sebaliknya! Mungkin sudah saatnya aku menengahi Ocean dan Earth!" Sky tersenyum, atau lebih tepatnya, menyeringai.

"Apa maksudmu?"

"Bila Emily ada di sini lagi, kapanpun itu, akan kucoba untuk mengambil hatinya juga! Walaupun mungkin aku belum benar-benar mencintainya. Tapi, dia satu-satunya gadis muda di pulau ini! Tak ada salahnya jika aku ikut mencoba memilikinya, bukan?" Sky membuka rahasianya kepada Lilian.

"Tapi... kedua kakak dan adikmu saja sudah cukup membuat pulau kecil kita ini menjadi neraka mengerikan, belum lagi ancaman kutukan ayahmu... Tak sadarkah kalian, sesuatu sedang berusaha untuk menghancurkan kalian lewat Emily? Ia tak bersalah, namun takkan pernah ada satupun dari kalian yang akan memilikinya seutuhnya!" Lilian merasa prihatin.

Sky menggeram. "Grrr. Bagaimanapun, akan kubuktikan walau sudah terlambat. Kutukan ayah itu tak ada dan kami akan tetap bersama hingga lewat umur 23 tahun! Mungkin Earth harus disingkirkan juga bila ia memang berbahaya, aku tak peduli! Tapi Emily harus bisa menyukaiku dan mencintaiku!"

Sementara itu Ocean berusaha mencari Emily di puri, setelah memeriksa museum dan menemukan bahwa semua laporan petugas itu benar. Ia tahu, waktunya semakin dekat dan kutukan ayahnya Zeus takkan bisa ditunda.

'Bagaimanapun kami menjaganya, pedang itu selalu hilang lagi. Dan sesuatu harus terjadi. Betulkah bila hari ulangtahun kami ke 23 akan menjadi hari terakhir kami? Bagaimana jika kami tak merayakannya?

Dan dimana Emily berada sekarang? Ia juga tak bisa kami tahan-tahan. Ia mungkin diculik...

Atau melarikan diri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun