"Apa yang kau lakukan, Hannah? Lepaskanlah aku! Aku ingin membuktikan keberadaan Zeus, bukan mencari masalah denganmu!" ucapnya dengan susah payah.
Namun Hannah tentu saja tak mau melepaskannya, dan kedua tangannya masih cukup kuat untuk mulai meraih leher Lilian, yang megap-megap sambil masih coba menolak, memegang erat kedua pergelangan tangan sahabatnya.
"Ingat, kau membantu istri mantan kekasihku! Kau lebih memilih menolong mati-matian wanita yang sahabatmu benci daripada sahabatmu sendiri!" Hannah semakin mantap, yakin kali ini, di tempat sesepi ini, takkan ada siapapun yang akan menolong Lilian seperti Earth waktu itu.
"Salah besar!"
Kedua wanita itu terkejut. Sesuatu tetiba hadir di antara mereka, sosok gelap hitam kehijauan yang wajahnya samar-samar tampak di bawah sorotan lampu senter Lilian.
"Hah.. siapa di sana?" hampir bersamaan Lilian dan Hannah berhenti bergumul.
"Kita reuni lagi, Ladies. Aku sudah begitu lama tak bicara hingga suaraku sudah hampir hilang dan lupa pada perbendaharaan kata dan bahasa. Hannah, terima kasih atas segalanya. Aku masih bertahan hidup di sini hingga hari ini semua karena kau!"
Suara kering serak lelaki setengah baya dari masa lalu itu sangat mereka kenal. Zeus!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H