Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 96: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

10 Agustus 2023   10:51 Diperbarui: 10 Agustus 2023   10:59 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Jangan, jangan bunuh Ocean dan Sky. Mereka saudara-saudaramu. Pedang ini sesungguhnya ditempa untuk melindungi kalian semua. Tiga yang ayahmu maksud tentu saja bukan dirimu. Hannah membelokkan arti puisi itu," Emily masih berusaha mencegah, "kau ingat janjimu, bila aku membawamu kemari untuk pedang ini, kau takkan mengapa-apakan siapapun."

"Tentu saja! Aku masih ingat, dan aku adalah orang yang memegang janji," mata biru Earth masih berkilau, binarnya yang indah seperti api yang menghanguskan, "Asalkan kau benar-benar mau menjadi milikku. Menjadi kekasihku, dan kelak menjadi pasanganku!"

Emily terhenyak, "Aku, aku.."

Tiba-tiba ujung pedang yang dipegang Earth tertuju tepat ke sebelah bahu kirinya! Pemuda itu seperti dulu pernah ia lakukan, 'bermain-main' dalam bahaya, mengacungkan pedang yang luarbiasa tajam itu hanya beberapa sentimeter dari wajahnya.

"Jangan pernah mengelak lagi bila waktunya telah tiba nanti! Karena kau adalah milikku. Bila kau berani menghindar, Ocean dan Sky akan berakhir tragis hanya dalam hitungan hari! Bila kau serahkan dirimu, mungkin sekali aku akan menundanya.."

Emily bergidik, lemah, nyaris membeku di tempat, bahkan kedua kakinya tak mampu bergerak untuk berkelit lagi. Earth menyingkirkan pedang itu, namun sementara masih menggenggamnya, sebelah tangannya yang bebas meraih dagu Emily dan mendekatkan bibir gadis itu ke bibirnya.

"Kau tak boleh jatuh cinta pada pria lain. Kau hanya boleh jatuh cinta padaku. Karena kau berada di tempat ini bukan kebetulan belaka."

"Earth, kita berteman..." Emily masih berusaha mengulur waktu sebelum bibir mereka betul-betul bertemu, "teman tak boleh melakukan hal ini.."

"Tetapi dua teman bisa saling jatuh cinta. Dan di sini, izinkan kuakui, aku mencintaimu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun