Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 91: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

7 Agustus 2023   08:21 Diperbarui: 7 Agustus 2023   08:27 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Mau apa kau datang kemari? Ocean dan Sky bisa segera kembali sewaktu-waktu." Emily berusaha menjaga jarak sejauh mungkin darinya, seolah-olah Earth adalah kobaran api biru yang panas siap menghanguskan.

Terlebih lagi saat disadarinya ia hanya mengenakan bath robe, dan sedikit belahan dadanya masih mengintip. Dan tentu saja Earth  takkan melewatkan pemandangan menggoda itu.

"Aku tak ingin apa-apa, hanya mau memastikan semalam kau tak apa-apa. Karena aku tahu kau bersama dengan kakak sulungku di aula."

"Tak ada apapun terjadi di antara kami. Aku dan Ocean belum menjadi pasangan kekasih. Aku belum menerimanya."

"Kuharap begitu. Sebab jika engkau berani menerimanya, aku takkan pernah memaafkan kalian berdua. Aku begitu ingin kau menerimaku."

Pemuda itu berdiri, dan tiba-tiba saja Emily menemukan dirinya direngkuh oleh sosok tinggi kurus yang tampak mulai tak jauh berbeda dengan Ocean itu. Rambutnya cokelat, matanya biru mengunci, dan wangi aroma alam seperti dedaunan di hutan yang segar tercium.

"Aku, aku.. " Emily tak mampu berbicara banyak lagi. Sesaat dibiarkannya Earth memeluk dan mencium tengkuk sambil membelai rambut bob pirang keemasannya. Seperti kekasih sungguhan yang begitu rindu dan sama sekali tak kasar terhadapnya.

"Aku ingin sekali bertemu denganmu, bahkan jika harus melalui gerbang maut sekalipun." ucap puitis pemuda yang dahulu masih begitu lugu dan polos, namun mulai menemukan kepribadiannya yang seharusnya. Misterius, membius, memabukkan.

"Apa yang sesungguhnya kau inginkan, Earth? Apa kau menginginkan Pedang Terkutuk-mu itu kembali?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun