Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 79: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

28 Juli 2023   08:32 Diperbarui: 28 Juli 2023   08:35 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Kembali pada Earth dan Lilian.

Pemuda itu merasa begitu malu sekaligus lega saat berhasil mengutarakan isi hatinya kepada Lilian, seseorang yang ia mulai anggap sebagai ibunya sendiri. Walaupun ia belum berani mengungkapkan bahwa ia dan Emily bahkan sudah begitu dekat hingga sedikit lagi akan melakukan hal terlarang itu.

Sesuatu yang belum berani mereka sentuh seperti buah terlarang di pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat di Taman Eden.

"Itu sangat wajar. Tapi ketahuilah, di pulau ini ada tiga orang pemuda, dan dua dari antara mereka adalah saudara-saudara kandungmu sendiri. Dan kita tak pernah tahu kepada siapa Emily sebenarnya jatuh hati. Malah mungkin tidak kepada seorangpun dari kalian. Ia belum menentukan sikap atau menjadi pasangan siapa-siapa." Lilian memberi masukan.

"Apakah sebegitu tipisnya peluangku untuk memperolehnya? Apakah karena semua yang kualami dan ketertinggalanku menyebabkan ia mungkin takkan memilihku?"

Earth mendadak gusar. Ia segera keluar dari paviliun Lilian.

Dalam hatinya, ia ingin pergi jauh saja dan takkan pernah kembali ke puri lagi. Sedikit menyesal telah mengembalikan Pedang Terkutuk Dangerous Attraction ke dalam museum. Bila saja ia bisa kembali meraihnya, ia bisa menjadi satu-satunya Vagano dan akhirnya memenangkan hati Emily !!!

Namun ambisi itu untuk saat ini ia masih berhasil redam. Ia berusaha keras untuk melupakan semua kekerasan dan keinginan hatinya untuk membalas dendam!

Baca juga: Haters

Sementara Ocean dan Emily sudah kembali berada di puri dengan selamat tepat saat matahari terbenam. Ocean yang langsung masuk sendirian ke dalam kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat malah membuat Sky bertambah bingung.

Baca juga: Sincerity

"Hah, darimana ia datang denganmu dan mengapa ia tak mau bertemu dulu denganku? Ia harus menjelaskan semua ini!" Sky si curigaan tentu saja sekali lagi mengendus adanya ketidakberesan.

Emily tadinya masih sangat cemas bila Earth masih ada di kamar maupun area puri. Bagaimana jika Ocean yang asli memergokinya? Namun setelah menyadari pemuda itu kembali menghilang dan bahkan tak ada lagi bersama Lilian di paviliun, hatinya sedikit tenang sekaligus juga khawatir.

'Semoga kau baik-baik saja, Earth.'

Malam itu berlalu tenang tanpa insiden apapun, bahkan tak ada suara apapun terdengar lagi dari Lorong Bawah Tanah.

Namun pagi-pagi sekali Sky yang semalam-malaman gelisah tiba-tiba saja menggedor-gedor pintu kamar kakaknya.

"Kak! Kau sudah bangun?"

Ocean yang belum lama pulih tentu saja masih sangat mengantuk. "Duh, ada apa 'sih kau pagi-pagi sudah menggangguku? Aku baru saja kembali dari Lorong Bawah Tanah kemarin sore, kekurangan makanan, minuman dan udara segar..." tentu saja Ocean masih setengah tidur saat mengucapkan semua itu.

Kecurigaan Sky bertambah kental. "Kau... baru pulang ke puri bersama Emily semalam membawa pedang dan kau pulang lagi sekarang... apakah ada dua sosok dirimu, Kak?"

Ocean yang tadinya masih setengah sadar, mendadak terjaga. "Dua sosok diriku? Aku hanya ada satu. Dan aku bahkan tak tahu apa-apa mengenai Pedang Terkutuk itu, apakah sudah ditemukan?"

Kedua kembar tampan itu seketika berpandang-pandangan. Jadi, siapa sebenarnya 'Ocean' yang kemarin kembali ke puri bersama Emily?

***

Sementara itu jauh di atas tebing curam di atas sebuah jurang yang menghadap ke lautan lepas di teluk Pulau Vagano,

Earth duduk sendirian menghadap ke laut, tak perduli kakinya begitu dekat dengan bibir jurang. Ia selama ini sudah berkali-kali didekap oleh maut. Dibesarkan seperti seekor hewan peliharaan, bahkan jauh lebih buruk dari itu. Diberi makanan dan minuman yang jauh dari sebutan layak. Serta tentu saja disiksa, ditendang, dipukul, dan dianiaya oleh Si Tua Hannah.

Ia merasa, kalaupun ia salah gerak sedikit dan jatuh ke bawah sana, ia takkan mati. Minimal patah tulang atau menjadi cacat.

Ia kadang merasa dirinya begitu rendah dan tak ada artinya. Ia sudah bosan mengerang dan menangis sendirian dalam kegelapan.

Penemuannya, dunia luar yang cerah dan sosok seorang gadis yang mempesona sekaligus membelenggu hatinya seakan hanya boleh sesaat saja ia nikmati.

Sekarang ia kembali menjadi seorang pengembara di pulau kelahirannya sendiri. Jauh dari siapa-siapa, bahkan Lilian dan Emily.

Hari yang Hannah Si Tua maksudkan semakin dekat. Ia tak mengerti tanggal-tanggal, namun di Lorong Bawah Tanah Hannah pernah menunjukkannya 'berapa matahari terbenam lagi ia harus lalui sebelum ia harus meraih Pedang Terkutuk itu dan membinasakan seluruh keturunan Vagano.'

Namun sekarang semua itu sudah tak terlalu penting lagi. Ia hanya inginkan satu hal.

Dicintai oleh Emily.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun