Sementara dalam gundahnya Emily memutuskan untuk jalan-jalan ke hutan sendirian, meskipun hari mulai sore.
Antara bingung dengan hilangnya Ocean secara misterius di Lorong Bawah Tanah, juga karena masih ragu dengan keberadaan Earth.
'Apakah menerimanya dalam hidupku adalah sebuah keputusan yang tepat?
Kemanakah hubungan kami akan bermuara? Apakah kami memiliki masa depan?
Dan sebuah tanda tanya besar, apakah yang selama ini mereka selalu sebutkan 'kutukan akan terjadi pada saat perayaan ulang tahun ke 23 dari Kembar Vagano'?
Sementara itu, tak seberapa jauh dari sana, Ocean yang berhasil keluar dari Lorong Bawah Tanah lewat pintu keluar rahasia yang hanya berupa jendela kecil di atas permukaan tanah sedang berjalan pulang. Ia baru saja menghabiskan persediaan pangan terakhirnya. Tubuhnya kotor, bau dan begitu lelah, namun ia bertahan.
'Seumur-umur aku takkan mau masuk ke bawah sana lagi demi apapun. Meskipun keberadaan seseorang di sana masih mengusik batinku. Siapa sosok yang memanggil nama-nama kami? Jangan-jangan itu ayah.. atau Earth?
Benarkah semua dugaan ini atau hanya ilusi?'
Ocean merasa gamang, dan tiba-tiba terduduk dan tersandar di bawah sebatang pohon besar. Seharian dan semalam-malaman tidak tidur, ia merasa begitu lelah.
Dan hanya berjarak beberapa langkah dari situ, Emily dengan pandangan kosong lurus ke depan masih berjalan sendirian, tanpa sadar ia akan berpapasan dengan...
Pemuda yang memejamkan mata di bawah pohon, yang sangat ia kenali!