1. Bersikap tenang, baca semua dengan baik dahulu dan tidak terburu-buru menjawab semua chat tak dikenal lewat jalur pribadi.
2. Memeriksa kebenaran dari akun aplikasi walaupun itu dari pihak perusahaan aplikasi apapun, e-commerce atau toko online, ojek online, asuransi, atau bahkan bank kita sendiri. Biasanya akun resmi memiliki centang yang terpisah dari logo, serta bisa diperiksa nomornya di website atau situs resminya.
3. Tidak langsung memberikan data pribadi begitu saja kepada orang yang tidak kita kenal atau tidak berkepentingan dengan kita.
4. Mengurangi jumlah keanggotaan grup Whatsapp yang dirasa kurang penting demi mencegah orang meng-add kita tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dan keinginan kita.
5. Instal aplikasi seperti Truecaller atau pengidentifikasi lainnya (yang dapat dipercaya serta diunduh langsung dari Google Play Store) dalam rangka meminimalisasi spam dan panggilan dari pihak yang dirasa kurang perlu.
Tentu saja cara terbaik adalah tetap tenang dan waspada, tidak mudah tergoda bujuk rayu dan iming-iming apapun (hadiah, uang tunai, kerjasama, partnership dan lain sebagainya). Jangan mudah mengangkat telepon yang tidak dikenal.
Jika masih juga dihubungi oleh yang dirasa merugikan, jangan ragu untuk segera memblokir atau melaporkan. Walaupun mungkin tidak akan serta-merta membuat si penipu jera, setidaknya ia tahu jika Anda tak mudah dipermainkan dan takkan berani mengulangi lagi (setidaknya dengan nomor yang sama). Jika bisa, boleh bagikan nomor penipu ini di aplikasi semacam Truecaller dan identifikasi atau beri label sebagai penipu agar orang lain tahu jika ia telah menipu Anda.
Tidak ada cara yang benar-benar efektif untuk menanggulangi modus penipuan seperti ini. Ingatkah pada zaman SMS saja masih sangat banyak orang tertipu dengan pengumuman undian palsu atau iming-iming pulsa atau hadiah mobil-motor gratis (asal menyetor sejumlah uang), kemudian modus penipuan dengan cara panggilan video call atau pesan dari orang tak dikenal meminta setoran dana atau memberitakan kabar buruk palsu?
Kurangi saja jumlah grup WA yang dirasa tidak memberi banyak manfaat, budayakan menerima pesan dengan bijaksana, tidak mudah panik dengan adanya berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Cek dan ricek sebelum menindaklanjuti segala sesuatu yang kita peroleh di media sosial.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H