Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 75: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

25 Juli 2023   13:58 Diperbarui: 25 Juli 2023   14:03 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emily menahan napas. Memang seekor hewan, betapapun tak secerdas manusia, memiliki naluri dan memori yang baik. Apalagi terhadap kejadian tertentu dalam hidupnya, termasuk pada orang yang tak dikenalnya.

Namun syukurlah Lilian datang mencairkan suasana. "Thunder Runner masih dalam tahap pemulihan. Easy, Boy, Easy." ditepuknya lembut kuda itu beberapa kali untuk menenangkan.

Earth menjauh, sedikit lega. Namun Sky memandanginya semakin tajam saja. Biasanya Thunder Runner juga mau disentuh bahkan ditunggangi Ocean.

"Kudaku itu biasanya begitu jinak kepada siapapun. Sejak malam ia terluka itu, mungkinkah ia jadi takut pada semua orang, kecuali aku dan Lilian?" tanyanya kepada sang dokter wanita tua.

"Mungkin saja. Hewan itu bisa mengenali penyerangnya juga."

Emily dan Earth saling memandang. Gadis itu seakan memberi kode dengan matanya agar pemuda yang sedang berpura-pura menjadi kakaknya itu tetap tenang.

"Sekarang kita kunjungi Hannah. Dia di paviliun. Mari." Lilian berdiri setelah memastikan Thunder Runner telah kembali rileks.

"Tunggu dulu." Sky sedikit penasaran, "Kakak sedang di istal, kok tak sekalian menemui kuda kesayanganmu?"

Baca juga: Who Am I?

Emily terperangah. "Silver Sea?"

Dalam hatinya, ia lagi-lagi menemui tembok ketakutan yang tiba-tiba membenturnya dengan keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun