Si Gemoy pun makin enjoy. Seperti kisah di film animasi jadul Wall-e, mereka duduk manis di depan gawai sambil mengudap segala macam camilan asin gurih berlemak, kemudian minum es pop boba jeli plus es krim dan krimer kental manis.
Please, orang tua. Sebelum meletus kasus obesitas ekstrem seperti yang sedang terjadi di Tangerang dan Bekasi, gagal ginjal akut di negeri tetangga Singapura, marilah kita bersama belajar untuk lebih peduli pada anak.
Hendaklah kita tidak lagi menggaungkan stereotip atau pendapat kolektif jadul bahwa gemuk itu sehat. Beberapa kasus nyata yang terjadi, anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan sangat mungkin mengalami pradiabetes. Memang tak hanya anak gemuk saja, semua anak yang gemar makan-minum manis juga sangat beresiko mengalami hal ini.
Beberapa hal yang mungkin bisa kita mulai lakukan dari rumah:
1. Perhatikan kandungan susu untuk anak, khususnya susu UHT. Sangat banyak susu kotak siap minum di pasaran beredar mengaku berasal dari susu murni, padahal isinya hanya sekian persen saja susu sapi. Sisanya? Perisa susu, bubuk whey, perisa buah, pewarna, susu bubuk skim. Jangan hanya terpaku pada komposisi vitamin dan mineral saja!
2. Berilah anak kesempatan untuk aktif bergerak, jangan hanya berikan gawai agar anak menjadi lebih anteng.
3. Jangan abai pada kepo-nya rekan orang tua lalu serta-merta merasa mendapatkan body shaming. Banyak hal kecil yang mungkin tidak bisa kita sadari sendiri adalah bom waktu yang bisa merugikan diri dan keluarga.
Obesitas pada anak bukan hanya masalah kelebihan berat badan biasa atau perut besar-pipi tembem saja, melainkan bisa dicegah dari dini, dimulai dari mengendalikan diri dan kebiasaan makan-minum anak.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H