Setibanya aku di dapur puri yang sangat luas dan sepi itu, entah mengapa aku merasa begitu lapar dan haus. Sudah begitu lama tak pernah kucicipi makanan lezat dan minum air bersih yang segar. Maka kubongkar semua persediaan  makanan yang ada dan kunikmati segala yang kutemukan, roti, buah-buahan dan sayuran mentah, daging untuk sarapan pagi, dan apa saja.
Aku kalap berpesta sendirian, makan dan minum sekenyang-kenyangnya hingga aku tak sanggup lagi! Rasanya begitu nikmat, hingga perutku begitu besar, nyaris sesak dan kesakitan saking penuh dan puasnya.
Kuambil beberapa bahan makanan di kulkas dan lemari makan, beberapa botol air minum dan susu, lalu kubawa kembali ke Lorong Bawah Tanah dan kuletakkan di sebuah perempatan lorong dengan harapan seorang anakku yang tersesat itu akan segera menemukannya dan memakannya. Ocean atau Sky-kah itu, kau harus menemukan jalan keluarmu sendiri. Buktikan bahwa kau seorang Vagano!
Dan untuk sementara ini, sementara aku masih memulihkan lukaku akibat tembakan waktu itu, aku kembali masuk ke dalam dunia bayang-bayang. Menghilang lagi untuk sementara waktu hingga kelak saatnya tiba...
***
Sementara itu Emily tetiba terjaga dan menyadari hari sudah mulai siang. Ia berusaha keras mengingat-ingat rangkaian kejadian semalam; kembali bersama Earth, bertemu Sky, dan hilangnya Ocean yang asli sementara Earth telanjur dilihat Sky dan orang-orang puri serta masih mengiranya sebagai Ocean!
Apa yang harus kulakukan? Benarkah Ocean hingga saat ini masih berada sendirian di bawah sana? Bagaimana aku bisa menyelamatkannya sementara di sini masih ada... Earth?
Emily juga merasa takut sekali apabila Sky atau Earth sedang bersama-sama dan sang saudara kedua mencium 'ketidakberesan'. Sky memiliki naluri yang sangat tajam, ingin tahu dan di balik sikapnya yang rileks dan santai, diam-diam ia berbakat seperti detektif yang segera akan tahu bila 'Ocean' bukanlah Ocean...
Dalam kebingungannya Emily mulai merasa lapar dan haus. Setelah mandi dan berganti pakaian, gadis itu turun ke dapur, ingin mempersiapkan sarapan, mengingat Hannah sudah tak 'dapat melakukan tugasnya.'
Dan alangkah terkejutnya ia menemukan dapur yang begitu berantakan. Seolah-olah seekor hewan liar telah dilepas dan memporakporandakan segala yang ada. Semua bahan makanan entah berserakan maupun menghilang dari tempatnya!
'Apa yang telah terjadi? Bagaimana mungkin, dan apa atau siapa yang melakukan semua ini?'