"Betulkah itu? Kau yakin bahwa Ocean dan Sky tak bersalah?"
Emily mengangguk.
"Kalau begitu, aku tak perlu membenci mereka?"
"Ya. Kau adalah saudara kandung mereka. Adik mereka yang mereka kira sudah tiada."
"Aku ingin sekali berdamai dengan mereka. Tapi tak semudah itu juga. Aku sudah menusuk seekor kuda, kurasa milik mereka. Mereka takkan pernah memaafkanku."
"Kita coba saja! Tapi pertama-tama," Emily berusaha mengutarakan permohonannya dengan sebaik dan selembut mungkin, "maukah kau memberikanku pedang itu? Agar aku mengembalikannya secara baik-baik kepada mereka..."
"Aku setuju. Tetapi, satu hal saja yang kupinta darimu. Aku, aku, aku ingin sekali kita bercumbu sekali lagi saja." Earth yang memang tak mengenal bahasa yang bertele-tele memang jujur saja bila ia menginginkan sesuatu.
Emily sekali lagi merasakan desir itu dalam darahnya. Ia tahu, sentuhan pemuda itu menimbulkan sensasi aneh yang ia akan selalu rindukan.
Maka ia merendah di atas pasir, dan sekali lagi membiarkan kepala pemuda itu mendekat dan hilang di balik pelukannya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H