"A ha ha ha ha ha ha !!! Kalian ternyata masih hidup. Ajal kalian sudah menanti, sebab apa yang selama ini menjadi rahasia, kini perlahan-lahan mulai terungkap."
"Apa maksudmu?" Ocean mendekati ranjang dimana Hannah terbaring. Geram, rasanya ingin sekali dicekiknya leher wanita yang ia pernah anggap sebagai pengganti almarhumah ibunya.
"Dan akuilah, kau pasti mengenal benda ini dengan baik, karena kau menggunakannya sehari-hari di dapur..." Sky mengeluarkan pisau dapur tajam yang mereka temukan di lokasi terbakarnya mercu suar.
"Ha ha ha ha ha, tenang, Anak-anak Vagano !!! Kujawab rasa penasaran kalian bersamaan! Ya, pisau itu memang senjata pertama yang kupakai untuk membungkam orang itu.
Jadi, demi sebuah rahasia besar yang saat itu aku ingin tutupi, aku terpaksa mencabut nyawanya. Namun sekarang sudah tak perlu lagi.
Orang yang akan mencabut nyawa kalian juga akan segera melakukannya. Aku yakin, dia sudah siap.
Dan setelah ia melakukannya, aku tak perduli lagi pada nasibnya maupun nasibku. Kutukan ayah kalian sudah terjadi."
"Jangan mengancam atau menakut-nakuti kami! Dimana Emily? Kau pasti tahu !!!" Sky mendekat sambil mengacungkan pisau di tangannya seolah ingin sekarang juga membalaskan segalanya, "Kau juga pasti tahu siapa yang sudah menyakiti Thunder Runner!"
"Kudamu? Ha ha ha ha ha! Berarti dia sudah memperoleh senjatanya! Dia yang melakukannya." Hannah bertambah senang seolah puas dengan kabar dari Sky itu.
Sang pemuda tampan berambut pendek bertambah gemas, lalu seolah dalam gerakan lambat, tangannya yang menggenggam pisau bergerak maju hendak menusuk jantung Hannah,
...kalau saja Ocean tak buru-buru menahan gerakan adiknya!