Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 52: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

12 Juli 2023   12:29 Diperbarui: 12 Juli 2023   12:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ocean langsung sigap melompati deretan benda-benda yang menghalanginya dan menyambar tubuh wanita satu-satunya saksi hidup masa ayahnya itu.

"Ocean! Jangan perdulikan aku! Hannah ada di sana! Kau selamatkan saja Hannah dulu dan biarkanlah aku !!!" di masa-masa kritis seperti ini, masih saja ia prihatin memikirkan mantan sahabat yang hatinya dipenuhi emosi dan dendam itu.

Ocean membawanya keluar dalam gendongan menuju tempat yang aman di luar dekat pantai, "Tapi harus kau dulu, Dokter! Ia urusan nanti!"

Dan setelahnya Ocean berusaha masuk lagi ke dalam, mencari Hannah yang mulai dilalap api sementara masih tertawa-tawa.

Dengan susah-payah dan penuh perjuangan, walaupun Ocean juga tahu Hannah diam-diam menyimpan kebencian kepada dirinya, Hannah berhasil ia selamatkan walaupun dengan luka bakar di beberapa bagian tubuhnya.

Rumah mercusuar Lilian kini tinggal kenangan, menjadi cerobong asap bernyala-nyala dalam malam terkelam, seisi rumahnya habis dan lampu berputar di atasnya kini telah padam untuk selama-lamanya.

Hannah jatuh pingsan karena terlalu banyak menghirup asap. Lilian memangku kepala mantan sahabatnya itu, berusaha menyadarkannya.

"Jangan khawatir, Lilian. Kau bisa tinggal bersamaku di puri mulai saat ini, menemani Emily. Mari kita bawa wanita jahat ini kembali, juga kuda Sky terluka parah dan butuh bantuanmu sesegera mungkin. Kita rawat saja Hannah di sana dan memastikan agar tak ada lagi korban yang jatuh."

"Te, te, terima kasih, Ocean, namun aku tak yakin bila Hannah semata-mata yang ada di balik semua ini. Keluargamu masih menyimpan kutukan itu. Ayahmu kemungkinan besar juga masih ada. Jangan lupakan kemungkinan itu walaupun kedengarannya sangat tak masuk akal."

Sementara itu Emily menunggu sendirian di puri, karena Sky betul-betul menjalankan niat nekadnya untuk mencari sumber suara raungan yang meresahkan. Ia berjanji untuk melakukannya secepat dan serahasia mungkin sebelum Ocean kembali.

Emily memandang keluar dari jendela lounge. Di kejauhan, di arah yang menghadap ke hutan dan mercusuar. Ada sebuah keanehan. Cahaya yang biasanya berputar di sana malam itu padam. Malah ada semburat warna oranye dan kuning yang tak teratur dari titik lokasi menara itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun