Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 48: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

11 Juli 2023   07:58 Diperbarui: 11 Juli 2023   08:00 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Aku tak habis pikir mengapa Hannah bisa begitu membenci aku dan kedua saudaraku. Ayahku mungkin orang yang jahat. Tapi ibuku? Aku tahu sedikit-sedikit sekarang, kehadiranku di dunia ini tak dikehendaki.

Pedang yang Hannah sebutkan itu sebenarnya sering ia sebutkan sewaktu aku masih disekapnya di kandangku yang bau.

'Makhluk Terkutuk, gunakan pedang itu nanti! Aku mengajarkanmu cara menggunakannya agar kau siap menghadapi hari pembebasanmu!'

Kadang ia membawakanku pedang-pedangan dari kayu tipis yang tak tajam. Ia menyuruhku 'latihan' agar kelak bisa menghujamkan ujung benda itu ke jantung Ocean dan Sky.

'Setelah melakukannya kau akan bebas. Kau akan menjadi yang nomor satu. Kau akan melihat matahari. Hidupmu akan kukembalikan kepadamu!'

Namun janji tinggal janji. Si Tua Hannah tak benar-benar tulus mengasihiku. Ia hanya memeliharaku untuk membalaskan dendamnya!

Tapi, benarkah siapa yang memegang atau memiliki pedang itu akan membunuh siapapun yang ia temui, termasuk mereka yang kepadanya ia menaruh dendam? Haruskah aku mencoba, paling tidak, menemukan atau mendapatkan benda itu dulu sebelum kedua Vagano itu menemukannya.

Istal kuda, di bawah tumpukan jerami.

Aku menunggu hingga malam larut, lalu diam-diam keluar dari mercu suar saat Lilian mulai terlelap.'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun