Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 41: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

6 Juli 2023   10:53 Diperbarui: 6 Juli 2023   11:02 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Lilian membeku ketakutan sekali lagi. Ocean melangkah masuk dan menelusuri seluruh penjuru ruangan rumah mercu suar kecilnya. Buru-buru wanita itu berdiri di depan anak tangga menuju ke ruang atas menara, cemas bila Ocean akan naik ke sana.
Namun pemuda itu ternyata tak peduli pada tangga lagi.

"Iya, Dokter benar. Memang tak ada siapa-siapa di sini. Sebaiknya aku segera kembali. Namun bila kau melihat atau bertemu dengan Hannah lagi, sebaiknya segera melaporkan kepadaku! Mulai hari ini, ia adalah buronan kami! Ia mungkin adalah pelaku pembunuhan dan juga seorang musuh dalam selimut. Aku tahu, aku harus percaya pada Emily. Setelah kemunculannya di sini, begitu banyak hal aneh terjadi dan terungkap.

Aku harus menggali sejarah keluargaku, dan juga menemukan adikku Earth, hidup atau mati. Juga mengapa ayahku meninggal dunia. Serta mematahkan Kutukan Angka Tiga yang masih menjadi teka-teki itu."

Ocean keluar dan segera menaiki kuda putihnya Silver Sea, sementara mentari di langit cerah semakin tinggi. Lilian menatapnya dengan lega, ternyata Earth cerdik juga, tak muncul atau buru-buru bersembunyi saat Ocean tadi masuk. Tentu sudah biasa baginya untuk menghindar dari siapapun, terutama dari segala ancaman dan orang asing yang ia tak percayai.

"Aku pamit dulu, Dokter. Hati-hati, ya."

"Kau juga. Hati-hati, Ocean." Lilian melambai melepas kepulangan pemuda itu bersama kudanya.

Lilian berbalik. Earth berdiri di ambang pintu, sedikit kesilauan menatap cahaya matahari yang sangat jarang atau bahkan baru ia lihat belakangan ini.

"Itu Ocean, kakak kembarku?" tanyanya polos.

"Ya. Tapi belum saatnya kalian bertemu. Kau ingin bertemu dengannya? Kalian akan aku pertemukan segera."

Earth tiba-tiba berubah sikap. Dengan langkah sigap didekatinya Lilian, dicekiknya dengan sebelah tangan leher kecil wanita tua yang kemarin ia selamatkan itu.

"AHHHK... ada apa, Earth? Kenapa.. kau.. begini.. marah.." dengan suara kecil Lilian yang kaget merasa tenggorokannya tercekat sementara Earth belum melepaskan lehernya, bahkan hampir mengangkatnya! Percuma saja ia meronta-ronta, pemuda itu kurus namun jauh lebih kuat!

Mata birunya bernyala-nyala seperti api dan suaranya bagai raungan binatang liar saat berseru keras di telinga Lilian, "AKU TAK MAU BERTEMU DENGAN KAKAK-KAKAKKU! CAMKAN ITU!"

Lilian gemetaran, merasa begitu ketakutan, Earth ternyata belum sepenuhnya dapat dikontrol, emosinya masih seperti anak kecil yang labil, ia bisa jadi sangat berbahaya!
"Ba, ba, baiklah, Nak !!! Aku tak... akan... memaksamu.. Aku mengerti perasaanmu. Aku tahu rasanya dibuang jauh selama puluhan tahun.. Aku akan ceritakan semuanya kepadamu segera.. semuanya.."

Akhirnya Earth perlahan-lahan menurunkan tangannya. Ia seperti tersadar dari mimpi buruk, berlutut seketika di hadapan Lilian sambil erat-erat memeluk kaki wanita itu dan menangis, "Maafkan aku! Maafkan aku! Aku tak mau begini! Aku tak mau jadi Makhluk Terkutuk ini!"

Lilian turut menangis tersedu-sedu sambil membelai rambut panjang Earth, "Tak apa-apa, Nak. Aku mengerti. Kau pasti sangat terkejut dan belum bisa menerima kenyataan bertubi-tubi ini. Tapi mengapa kau membenci kakak-kakakmu sedemikian rupa? Apa salah mereka?"

"Si Tua... Hannah.. telah menanamkan kebencian dan akar pahit ini kepadaku! Dan bukan hanya itu!" Earth menatap tajam Lilian dengan linangan air mata.

"Aku dan Emily..."

'Ada apa antara Earth dan Emily?'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun