"AHHHK... ada apa, Earth? Kenapa.. kau.. begini.. marah.." dengan suara kecil Lilian yang kaget merasa tenggorokannya tercekat sementara Earth belum melepaskan lehernya, bahkan hampir mengangkatnya! Percuma saja ia meronta-ronta, pemuda itu kurus namun jauh lebih kuat!
Mata birunya bernyala-nyala seperti api dan suaranya bagai raungan binatang liar saat berseru keras di telinga Lilian, "AKU TAK MAU BERTEMU DENGAN KAKAK-KAKAKKU! CAMKAN ITU!"
Lilian gemetaran, merasa begitu ketakutan, Earth ternyata belum sepenuhnya dapat dikontrol, emosinya masih seperti anak kecil yang labil, ia bisa jadi sangat berbahaya!
"Ba, ba, baiklah, Nak !!! Aku tak... akan... memaksamu.. Aku mengerti perasaanmu. Aku tahu rasanya dibuang jauh selama puluhan tahun.. Aku akan ceritakan semuanya kepadamu segera.. semuanya.."
Akhirnya Earth perlahan-lahan menurunkan tangannya. Ia seperti tersadar dari mimpi buruk, berlutut seketika di hadapan Lilian sambil erat-erat memeluk kaki wanita itu dan menangis, "Maafkan aku! Maafkan aku! Aku tak mau begini! Aku tak mau jadi Makhluk Terkutuk ini!"
Lilian turut menangis tersedu-sedu sambil membelai rambut panjang Earth, "Tak apa-apa, Nak. Aku mengerti. Kau pasti sangat terkejut dan belum bisa menerima kenyataan bertubi-tubi ini. Tapi mengapa kau membenci kakak-kakakmu sedemikian rupa? Apa salah mereka?"
"Si Tua... Hannah.. telah menanamkan kebencian dan akar pahit ini kepadaku! Dan bukan hanya itu!" Earth menatap tajam Lilian dengan linangan air mata.
"Aku dan Emily..."
'Ada apa antara Earth dan Emily?'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H