Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 32: Cursed: Kutukan Kembar Tampan Season 1 (Novel Romansa Misteri)

2 Juli 2023   11:36 Diperbarui: 2 Juli 2023   11:41 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(point-of-view Kembar Vagano Tak Dikenal:)

'Aku tahu harus segera berbuat sesuatu untuk menghangatkan kembali tubuh Emily yang mulai kehilangan hangatnya ini. Aku tak boleh panik.

Walau aku tak tahu arti dari perasaanku ini, bahkan sejujurnya aku tak mengenalnya secara pribadi, kecuali, yah, pernah dua kali melihat bagian-bagian pribadinya di luar kehendak dan kuasaku, yang kadang masih menguasai diriku, menggiringku untuk memuaskan sesuatu yang kelelakianku inginkan.

Tapi kali ini berbeda. Aku hanya ingin dia selamat. Maka kubaringkan dia di lantai batu gua yang dingin dan gelap itu. Kubuka gaunnya yang basah kuyup, untuk sekali lagi menemui pemandangan indah yang sudah pernah kulihat namun takkan pernah bosan untuk kupandangi lagi dan lagi. Tapi kali ini aku tak punya nafsu birahi. Aku hanya ingin tubuh wanita muda ini hangat lagi dan tak ingin sesuatu yang buruk menimpanya.

Kubuka juga jubahku agar kehangatan tubuhku yang kurus kering bisa sedikit kubagi pada tubuhnya yang jauh lebih berisi namun tetap ramping di pinggul, perut, lengan dan kakinya. Ia kudekap erat dalam lenganku yang kurus dan penuh bekas luka namun cukup kuat. Dan karena ia kelihatannya kesulitan bernapas dengan bibir membiru, kuletakkan bibirku pada bibirnya, kuhembuskan napasku yang kurasa walaupun baunya tak sedap, namun paling tidak bisa memberi sedikit oksigen yang belum kumasukkan dalam paru-paruku sendiri.

Emily, kau harus tetap hidup!

Kudekap dan kugosokkan kedua tanganku pada tubuhnya yang panas walaupun aku tahu ia merasa kedinginan. Aku tak bermaksud apa-apa dan melakukannya bukan karena keinginan seperti waktu-waktu itu.

Dan kelihatannya aku berhasil.

"Ocean?" Emily mulai sadar, matanya terbuka dan tertutup beberapa kali, namun belum sepenuhnya terjaga dan awas seperti sediakala. Ia bahkan tak tahu bahwa dirinya tak memakai selembar benangpun, tak merasa malu atau terkejut, demikian pula aku.

"Aku, aku.." aku sudah begitu lama tak bicara pada siapapun, termasuk Si Tua. "Aku bukan.. Ocean. Aku, aku.." ucapku ragu dan malu pada perbendaharaan kataku yang sedikit dan tersendat-sendat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun