Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 30: Cursed: Kutukan Kembar Tampan Season 1 (Novel Romansa Misteri)

30 Juni 2023   17:47 Diperbarui: 30 Juni 2023   17:49 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku harus pulang sekarang, Doc Lilian. Aku harus menyuruh Ocean dan Sky waspada serta menemukan adik bungsu mereka itu! Dan tentu juga pedangnya sebelum ada yang terbunuh lagi! Dan juga tentunya semua rencana Hannah, baik atau jahatkah dia, harus segera kita ketahui!"

Emily berdiri dan segera pergi. "Terima kasih atas jamuan teh hangatnya, Dokter. Aku akan segera kembali ke puri!"

"Eh, tung, tunggu!" Doc Lilian berdiri, berusaha menahan Emily. Tapi gadis itu sudah beranjak pergi dan membuka pintu keluar, berjalan setengah berlari menembus hujan badai menuju hutan.

"Aduh, bagaimana ini? Aku tak bisa menyusulnya karena aku sudah begitu lemah dan tua!" Doc Lilian hanya bisa pasrah memandang Emily yang semakin jauh mengecil dari pandangan, tertutup tirai hujan dan deru angin sementara langit dan laut masih bergelora hebat, seakan memberi pertanda hal-hal yang lebih buruk akan segera terjadi.

(point-of-view seorang kembar Vagano tak dikenal:)

'Malam itu aku mendengar deru hujan dari ventilasi Lorong Bawah Tanah, dan kadang lumpur dari dunia atas ikut turun dan menggenangi lantai batu berlumut hingga becek dan dingin.

Entah kenapa, malam itu aku memikirkan Emily. Aku harus mengintainya, melihat bagaimana keadaannya. Huh, mengapa aku begini perduli? Setelah dua kali melihatnya tanpa sehelai benangpun, aku sungguh merasa ada sesuatu yang berbeda antara kami, walau dari dia aku tak yakin benar. Ia belum tahu aku sama sekali! Kurasa ia tentu saja akan lebih memilih Ocean! Bagaimanapun, aku adalah bayang-bayang saja!

Sial betul, walaupun sedang hujan deras bercampur badai, malam ini penjagaan puri di dalam dan di luar masih super ketat. Aku tak tahu ada apa, jadi aku harus ekstra hati-hati dan selalu bersatu dengan bayang-bayang. Itu adalah keahlianku.

Kucapai kamar Emily lewat balkon dan seperti biasa, aku mengintip dulu agar yakin keadaan aman. Sedikit aneh, jendela balkon dalam keadaan terbuka dan tirainya melambai-lambai tertiup angin badai.

Ia berbaring dalam selimut di tempat tidur.

Aku segera masuk dan menyingkapkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun