Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 27: Cursed: Kutukan Kembar Tampan Season 1 (Novel Romansa Misteri)

29 Juni 2023   16:24 Diperbarui: 29 Juni 2023   17:45 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Emily hanya membawa sebuah senter dan nyaris lupa memakai sepatu. Ia bertubuh mungil, jadi tak seberapa susah baginya untuk menyelinap dari halaman Puri menuju hutan yang hanya dipisahkan oleh pagar hidup rendah. Dan karena puri Vagano tak seberapa terang di malam hari, ia bersyukur pencahayaan yang minim itu membuat para penjaga tak sadar bila ia sudah mencapai hutan.

Kurasa hanya ini caranya untuk segera mengetahui segala-galanya malam ini.

Mercusuar itu sepertinya berada di tepi laut, dan untuk menuju ke sana melalui hutan adalah rute terbaik. Bila melalui perkebunan, kemungkinan besar akan segera tertangkap oleh petugas-petugas yang berjaga malam di jalan tanah sederhana yang biasanya dilalui kereta kuda dan kendaraan pengangkut lainnya.

Tapi Emily sama sekali tak menduga bila tanah hutan itu sebenarnya begitu sukar dilalui karena terlalu gelap, licin, berbahaya dan juga penuh rintangan.

Semak-semak belukar berduri, suara-suara hewan liar yang menakutkan, dan sesekali seperti ada hewan lewat bergemerisik, yang jelas pastinya hewan-hewan liar yang tak selucu hewan dalam film Putri Salju ataupun dongeng Si Tudung Merah!

Di atas kepalanya menjulang ratusan pohon-pohon tinggi berusia ratusan tahun, berwarna hitam karena gelapnya malam, dengan daun-daun bagaikan atap yang pekat. Hanya sesekali terpancar cahaya bulan dari baliknya sementara Emily terus berjalan ke arah yang ia anggap benar menuju ke pantai.

Ia betul-betul masih demam dan begitu lelah hingga hampir pingsan. Tapi demi kebenaran yang harus segera terkuak sebelum jatuh korban lebih banyak, Emily terus berjalan walau tanpa teman.

Ia tahu ia tak boleh terlalu lama di luar, sebab selain Ocean dan Sky bisa kapan saja datang ke kamar dan menyadari ketidakhadirannya, siapa tahu seseorang misterius dari Lorong Bawah Tanah juga ada di luar sini! Dan mungkin juga si pembunuh itu, penjahat yang sebenarnya!

Emily hampir menyerah ketika ia mulai melihat akhir dari barisan pepohonan tanpa batas yang memunculkan sinar berpendar dan berputar.

Sebuah mercusuar yang masih menyala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun