"Jika tidak kulakukan sekarang juga, sesungguhnya aku takkan pernah bisa beristirahat dengan tenang walau dalam bunker nyaman penuh pangan dan segala kebutuhan hingga akhir zaman!" monolog Lady Rosemary sambil menggenggam erat sesuatu dalam saku kanan jubahnya.
"Mama!" Grace segera pergi dari sisi Rani dan tiba di sisi Sang Bangsawati, belum menyadari apa yang ibunya akan lakukan.
"Grace, kau pulang juga! Cepat, tunggu apa lagi? Segera masuk ke bunker utama bersama kakakmu yang sudah berada di sana untuk dirawat! Jangan habiskan waktumu di sini!" tepis Rose saat putrinya berusaha memeluk seperti tadi Grace lakukan pada Rani.
"Ta-ta-tapi Mama juga harus ikut, aku kembali karena menurut titah Papa Orion! Ayo, Ma!" Grace merengek dan meraih lengan ibunya, menarik ke arah bunker. Namun Lady Rose teguh bertahan, "Kau saja dulu, masih ada urusan Mama yang belum selesai di sini!"
Suatu firasat buruk tetiba menghinggapi Grace. Ibunya tadi sudah mengeksekusi Edward Bennet Si Pendeta Pengkhianat. Sekarang, masih ada nyawa yang ingin ia cabut. Siapa lagi jika bukan...
"Ya, Grace. I can read your mind," Lady Rose seakan menggemakan semua pikiran putrinya, "hanya urusan pribadiku dengan mantan guru bahasamu!" Diraihnya senjata kesayangan dan membidik ke arah tertentu
"Lady Rose!" Rani yang berjarak beberapa meter dari ibu-anak itu tak menyangka jika bahaya mengancam nyawa akan terulang. Ia hanya bisa pasrah.
"No, Mama, please, don't do it, you're losing your mind!" Grace kini tahu jika ibunya bukan akan membantu Orion, melainkan...
"Nona Rani!" Grace sadar jika gurunya lagi-lagi berada dalam bahaya besar. Segera berusaha agar tak terjadi, gadis itu spontan bergulat dengan Sang Bangsawati, mencoba menahan ibunya. "Mama, jangan! Mereka kembali ke tempat ini dengan maksud baik! Bisa saja Papa Orion kabur dengan Nona Maharani, Leon ditinggalkan begitu saja, dan..."
"Minggir, Gadis Ingusan!"