Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Bagaimana Memberi Kritik Saran Literatur yang Baik?

10 Juni 2023   09:54 Diperbarui: 10 Juni 2023   10:35 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Banyak sekali bacaan dan buku yang kita baca dan nikmati sebagai pengisi waktu luang atau hobi, selain berusaha mencari inspirasi sekaligus mengedukasi diri. Akan tetapi kadang isinya tak selalu kita akan setujui atau amini. Apalagi jika apa yang kita baca dengan setia selama ini ternyata berbeda dengan ekspektasi semula, entah akhir kisah yang mengecewakan, banyak kesalahan kata-kata dan penulisan, dan lain sebagainya.

Beberapa kesalahan dalam alur, isi, serta pengetikan huruf dan tata bahasa kadang membuat kita ingin sekali memberikan saran atau sumbangsih berharga pada sang penulis.

Sayangnya, baik penulis maupun pembaca kadang masih kurang bisa mengekspresikan dengan baik aspirasi maupun tanggapan mereka terhadap karya literatur tersebut.

Bagaimana jenis kritik saran yang seringkali menyebabkan kesalahpahaman?

1. Kritik yang secara langsung menyerang sang penulis. Misalnya mengatai sang penulis dengan julukan yang kurang elok atau kurang enak dibaca dan didengar. Hal ini sering sekali terjadi pada aplikasi baca gratis atau novel online di mana pembaca kebanyakan adalah pembaca pemula yang masih belum terlalu memahami bagaimana etika memberi komentar dan kritik saran yang benar.

2. Kritik yang terlalu to-the-point alias mengatakan apa salahnya akan tetapi tidak menyebutkan di mana letak kesalahannya.

3. Kritik yang asal saja demi menjatuhkan reputasi sang penulis. Akibatnya tentu saja akan membuat sang penulis down, merasa malas dan malah ingin hiatus saja dan mengundurkan diri dari dunia kepenulisan. Jangan sampai hal ini terjadi atau membuat para penulis rendah diri, sebab belum tentu semua itu benar adanya.

5. Kritik yang terlalu subjektif dan mementingkan ego pribadi belaka, misalnya ingin mengubah ending atau jalan cerita.

Sebaiknya, sebagai pembaca yang mungkin adalah orang-orang yang bijaksana, dan mungkin sekali juga adalah penulis atau orang-orang yang akan menjadi penulis di masa yang akan datang, kita harus belajar untuk memberi kritik dan saran yang lebih elegan dan mendidik. Tidak dengan mengata-ngatai penulis dengan julukan kurang pintar, kurang riset, dan sebagainya.

1. Jika merasa kritik saran yang akan diberikan cukup krusial atau penting namun jika terang-terangan akan membuat penulis itu down, lakukanlah secara pribadi dengan pendekatan yang edukatif dan simpatik.

2. Jika merasa kritik saran yang akan diberikan kurang enak untuk dibagikan secara umum di komentar, japri saja sang penulis.

3. Pembaca yang baik apalagi jika memang adalah sesama penulis hendaknya bersikap bijaksana dan memilih kata sebaik mungkin sebelum menerakan maksudnya serta bagian mana yang perlu direvisi atau diperbaiki.

4.  Apabila merasa krisan tersebut kurang didengarkan atau tidak langsung dibaca oleh penulis, janganlah pembaca yang mengkrisan mudah langsung berprasangka yang bukan-bukan. Semua orang memiliki kesibukan dan waktu masing-masing. Menunggu dengan sabar dan jangan berharap terlalu besar. Balasan kadang datangnya tidak segera atau instan.

5. Sebagai penulis yang benar-benar menelurkan karya asli, hendaklah lebih peduli dan bangga pada mutu karya tulisnya dengan siap menampung aspirasi pembaca. Namun tak usah semuanya dilaksanakan, saringlah sendiri terlebih dahulu dengan penuh kebijaksanaan. Lalu lakukanlah perbaikan atau revisi dengan penuh kesadaran untuk memperbaiki mutu karya dan mengedukasi diri sendiri dalam karya berikutnya di masa yang akan datang. Tentunya menyenangkan dan menambah wawasan serta pengetahuan kita.

Semoga bermanfaat dan tetap semangat. Salam literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun