Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Apocalypse Episode 135)

9 Juni 2023   08:27 Diperbarui: 9 Juni 2023   08:35 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Beberapa penumpang yang masih sadarkan diri dan tak terluka berusaha keras merespon Orion. "Tuan Orion? Syukurlah!Ada beberapa orang yang tampaknya tak sadarkan diri termasuk dokter Kenneth!"

Hari mulai terang seiring fajar menyingsing. Matahari berpendar lemah, langit tampak pekat putih kelabu. Rani masih terus mengawasi dari kejauhan. Keadaan sekitar sejauh ini masih sangat sunyi dan aman-aman saja. Hanya mesin bus yang masih terus hidup. Tak ada percik atau genangan bensin di jalan, akan tetapi belum tentu berarti aman!

Orion berusaha berhati-hati menolong satu persatu penumpang yang selamat untuk keluar dari pintu. Beberapa tak apa-apa, beberapa terluka ringan, namun ada juga yang tak sadarkan diri dengan beberapa memar dan luka.

"Kenneth kelihatannya masih hidup, tetapi kondisinya lemah sekali!" Orion dengan susah payah akhirnya mengeluarkan Si Dokter. Si sopir sayangnya tak selamat, ia terjepit di antara setir bus dan kursinya. Satu-satunya korban jiwa!

"Astaga, apa yang terjadi?" Rani turun tangan memberikan bantuan kepada beberapa wanita yang belum lama berangkat dalam bus yang sama.

"Bus slip, sopir kami tak dapat menghentikan laju kendaraan. Kami tak tahu mengapa."

Rombongan yang selamat itu untuk beberapa saat berusaha duduk bersama menenangkan diri sedikit jauh dari lokasi kecelakaan. Dengan apapun yang mereka masih bisa selamatkan dari bus, sebisanya mereka merawat yang terluka termasuk Kenneth dan Leon.

"Kurasa kita harus meneruskan perjalanan pulang dengan berjalan kaki, secepatnya..." Orion dan Rani tahu pasti jika sangat berbahaya berada di alam terbuka terang benderang seperti ini, "kami tetap akan memimpin jalan di depan bermotor, duluan dengan Leon karena ia dalam kondisi paling lemah."

"Ide bagus," ujar seorang staf yang paling senior, "akan tetapi bagaimana dengan dokter Kenneth? Tadi ia sempat ditusuk oleh Leon dengan sebuah suntikan. Walau tadi kembali sadar, beliau juga jatuh pingsan lagi dan mungkin nyawanya takkan tertolong."

"Uh, dia..." Orion masih menaruh kekesalan pada pria yang menurutnya tidak tulus itu, "kurasa bagaimanapun Leon adalah prioritas utama kita. Pria ini, tadi kulihat langsung saat meninjau Lab Barn sendiri, merencanakan sesuatu yang mengerikan."

"Astaga. Benarkah itu? Jika terbukti, ia mungkin sebenarnya juga musuh dalam selimut. Lab Barn juga didirikan bukan hanya untuk penelitian Octagon, kami rasa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun