Rani merasa ada hal yang sangat tak beres di sini. "Orion, hati-hati. Jangan terburu-buru menolong, mungkin berbahaya. Para penumpangnya... astaga, apakah mereka masih hidup?"
"Kurasa masih, Sayang. Aku bisa dengar lamat-lamat ada suara-suara manusia. Astaga, tidak, mereka adalah teman-teman sekompleks kita, rombongan go downtown Kenneth! Rekan perjalananmu, Rani!" Orion nyaris berseru saat mengarahkan senter ke pelat nomor polisi kendaraan yang terguling. "Bus Kompleks Delucas! Teman-teman! Kalian bisa mendengarku?"
Orion berusaha mencari celah, melihat ke bagian kabin kendaraan yang mesinnya masih menyala.
"To-to-tolong! Dokter Kenneth, di mana Anda?" ratapan takut dan panggilan pilu memenuhi udara.
"Astaga... kita mengalami kecelakaan! Dokter, Anda..."
"Teman-teman! Kalian tak apa-apa?" Orion lantang memanggil.
"Siapa, ada siapa di luar sana?"
"Bantuan tiba! Tolong, kami terjebak di sini!"
Beberapa penumpang yang selamat namun masih dalam keadaan shock berusaha keras untuk bertahan. Mereka dalam posisi tak menentu. Ada yang terjepit benda-benda di sekitarnya atau tubuh rekan-rekan mereka yang tak sadar.
"Apakah kalian terluka?" Orion mencoba untuk membuka pintu bus yang kini berada di posisi atas. Sedikit macet, tetapi masih berfungsi.