Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Apocalypse Episode 129)

5 Juni 2023   12:20 Diperbarui: 5 Juni 2023   13:50 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Sekarang, kita pergi ke mana, Anakku?"

Lady Magdalene Brighton dan Henry Westwood yang berkendara bersama Orion dalam sedan hitamnya sedang berpacu melawan waktu. Tengah malam perlahan namun pasti beralih ke dini hari. Langit cerah di atas mereka bukannya memberi keuntungan, malah menambah kesan memilukan; pemandangan alam yang cukup jelas tersaji sepi sekaligus begitu mengancam. Sesekali sesuatu berkelebat di antara pepohonan, entah apa atau siapa, makhluk hidup liar atau zombie, Orion tak ingin mencari tahu.

Menjawab pertanyaan ibunya, Orion tetap berusaha berkonsentrasi mengemudi, "Kita segera ke kota, Ma, misi kita mencari dan menyelamatkan para anggota go downtown terutama istriku Maharani."

"Tuan Orion, jadi dugaan selama ini benar, Anda dan Nona Rani sebetulnya..." Henry tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menanyakan apa yang ia ingin tahu sedari awal terlibat membantu pemuda itu, "sudah menjalin hubungan khusus?"

"Ya. Maafkan aku atas kehebohan ini. Kami tak bermaksud merahasiakan dari Anda. Karena belum saatnya membuka semua ini, apalagi tanpa kehadiran Rani."

"Benar. Di mata semua penghuni Kompleks Delucas, Orion dan Rani bisa-bisa disangka berselingkuh apabila mereka tidak bisa membuktikan kebenaran sebelum waktunya," tambah Lady Mag.

"Oh, baiklah. Saya turut berduka karena semua hal berat yang telah Anda alami." Henry masih ingat benar pada semua yang terjadi, "Semoga Rev. James tenang di alam baka."

"Jadi, beliau juga sudah tiada?" Lady Mag tak dapat menyembunyikan keterkejutan.

"Ya, Ma. Kami berdua terpaksa melakukannya. Kami... menemukan beliau sudah tak tertolong lagi," Orion merasa duka nan dalam sekali lagi menikam hati kecilnya, "ceritanya panjang. Aku belum siap menjelaskan segalanya. Yang pasti, beliau berjasa besar."

"Astaga. Betapa cepatnya dunia ini berubah. Rasanya baru kemarin kita kehilangan ayahmu, dan sekarang..." Lady Mag biasanya tegar, akan tetapi hari ini sekali lagi harus menerima kenyataan pahit takkan pernah lagi bertemu Rev. James.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun