Sementara Orion masih harus kembali menunda semua, karena belum kembalinya Rani dengan selamat. Ia baru saja menyelamatkan Edward Bennet, Bukan karena kasihan, akan tetapi karena belum waktunya ia pergi menyusul Rev. James! Jika ia mati sekarang gegara timah panas Rose, semua rahasia akan terkubur bersamanya sebelum ia mengaku! Aku butuh pengakuannya!
***
Rani kini sendirian berlari di jalan-jalan utama Chestertown setelah berpisah sementara dari Leon. Ia tak begitu mengenal kota kecil ini. Walau memang jauh lebih aman setelah bergerak sendirian, ia tak ayal masih merasa gentar. Zombie-zombie yang berusaha mengikutinya dengan mudah ia kecoh, berusaha mencari namun akhirnya tak berhasil menemukan survivor calon mangsa itu. Tubuh Rani yang cenderung mungil dengan mudah bersembunyi di balik tembok-tembok gang, kendaraan-kendaraan roda empat maupun papan-papan iklan dan peringatan yang dipajang penduduk di trotoar jalan.
Sang guru muda bisa membayangkan apa yang terjadi sebelum semua krisis ini. Warga kota yang melakukan panic buying, kehabisan bahan pangan, lalu setelah Octagon-33 masuk ke Everopa, semua pun berubah total. Keputusasaan, kesedihan serta keinginan untuk kembali hidup normal seakan pupus bersama ditemukannya korban-korban yang terinfeksi. Dan kini, seluruh Everopa seakan-akan sudah tiba pada akhir zaman; terputusnya sarana-sarana komunikasi serta layanan publik, kekacauan di mana-mana, serta nasib yang tak menentu.
Rani ingat, rasanya rute jalan utama yang ia lalui ini pernah dilewatinya bersama Orion. Ini sangat dekat dengan kompleks gereja utama, bukan? Bagaimana jika aku mampir kembali ke sana?
Ia ingat jika John, kakak Rev. James menunggu-nunggu kabar. Meski pedih, berita duka itu cepat lambat harus ia sampaikan... Biarlah Leon dan yang lain menunggu dahulu, kesempatan ini mungkin takkan pernah terulang lagi!
"Permisi, anybody here?" Rani langsung mengambil langkah berani tanpa terpikirkan lagi akan hal-hal lain. Kompleks gereja tampak sunyi dan suram. Rani memastikan tak ada satupun zombie yang mengikutinya. Dihampirinya pintu ganda bangunan utama yang pernah ia singgahi.
"Tuan John, ini aku, Maharani, yang belum lama ini datang kemari bersama Orion Brighton."
Rani sempat ragu jika masih ada tanda-tanda kehidupan di sekitar kompleks gereja. Akan tetapi saat ia hendak berbalik pergi, pintu segera terbuka.
"Astaga, selamat malam! Anda berhasil datang lagi kemari dengan selamat dalam keadaan segenting ini!" Suara John lega menyambut, "Bagaimana, sudahkah Anda dan Tuan Orion berhasil bertemu dengan kakakku James?"
Lelaki setengah baya itu segera mempersilakan Rani masuk. Si wanita muda Evernesia tampak gundah.