"Huh, baiklah. Aku pergi sendiri saja."
Demikianlah Ratsi selalu berhasil selama beberapa malam hingga perutnya kekenyangan, penuh berisi makanan. Akan tetapi ia tidak sadar jika kata-kata Mousi segera akan jadi kenyataan.
"Bu, lihat, ada tikus di dapur kita. Di gudang juga ada bekas gigitan di beberapa kemasan bahan makanan. Kita selama ini ceroboh. Kita harus lebih menjaga kebersihan serta segera bertindak."
"Pak, benar juga, sebaiknya kita lakukan tindakan pencegahan. Ibu punya rencana."
Ratsi yang sudah keenakan mencuri pun malam ini menjalankan aksinya. Mengendap-endap ke dapur nan gelap, ia yakin jika ia akan berhasil seperti yang sudah-sudah. Ia mengendus aroma ikan goreng nan lezat.
Akan tetapi, "Aw, apa yang lengket ini? Aku tak bisa berjalan! Aku tak bisa bergerak! Mousi, tolong, tolong aku!"
Meronta-ronta, ia mencoba lepas dari apapun yang menahannya. Ratsi mencicit keras-keras. Namun percuma, Mousi tak mendengarnya.
Lampu dapur menyala. Pasangan Ibu dan Bapak Manusia bersorak gembira saat menemukan seekor Tikus besar lengket di atas jebakan lem.
"Lihat, Pak, dengan umpan sisa ikan goreng ini, kita berhasil mendapatkan Tikus besar yang gemuk ini!"
Sejak itu, Mousi tak pernah berjumpa dengan Ratsi lagi. Ia merasa lega, walau rezekinya mungkin tak sebesar rekannya itu, akan tetapi dirinya aman sentosa.
Tamat.