"Aku ingin tahu seberapa kita dan para zombie bisa berinteraksi. Penghuni kompleks kita juga perlu mengenal serta belajar mempertahankan diri jika sewaktu-waktu bertemu dengan mereka. Tujuanku benar dan mulia, bukan?" Rose sepertinya tak akan membatalkan rencananya ini! "Ayo, keluarkanlah mereka!" soraknya lagi tak sabar menunggu.
Orion membatin suram, Russell, apapun yang Kenneth telah perbuat kepadamu, aku sungguh tak tega. Aku juga masih harus mencari keluargamu di Chestertown dan mengabari mereka. Apa yang kini harus kulakukan?
***
Sementara dalam perjalanan menuju Chestertown, Kenneth tengah membidik sasaran. Orang-orang yang berada di tepi jalan itu sebentar lagi akan berpapasan dengan bus yang meluncur perlahan. Sopir bus telah diperintahkan Lady Rose untuk tidak berhenti dalam keadaan apapun. Bus semakin maju meluncur mendekati sosok-sosok itu.
"Kenneth! Mungkinkah mereka sudah benar-benar mati?" Rani bertanya sekali lagi dalam keraguannya, "Bagaimana jika mereka baru jadi korban saja?"
"Ya. Aku yakin mereka sudah jadi zombie. Takkan menyakitkan, lihat saja!"
Tanpa menunda lebih lama lagi, Kenneth menarik pelatuk, meluncurkan sebuah peluru berisi cairan antivirus hasil riset pertamanya ke sosok random, siapa saja.
Satu di antara mereka pun roboh. Kelihatannya berhasil. Tadinya Kenneth tampak gembira. Tetapi begitu mereka melewati rombongan terduga zombie itu, seseorang dari antara mereka berteriak keras, antara geram dan sedih...
"Apa yang kalian lakukan? Kalian sudah gila! Jangan tembak kami! Kami belum mati... Kami..."
Astaga! Rani merasa Kenneth baru saja melakukan sebuah kesalahan fatal, "Kenneth, mereka..."
Leon menggigit bibir, akhirnya tak tahan dan berkata terbata-bata, "Oh, damnit! Mereka kelihatannya... orang-orang biasa... yang terluka! Terinfeksi, namun..."
"Uh, belum menjadi zombie?" dokter itu kelihatan terkejut, "Oh, aku sungguh tak sengaja. Tetapi ya sudahlah, aku tak ingin tahu. Kita anggap saja sebuah insiden kecil dan berlalu. Lupakan saja!"